UNIVERSITAS Washington menggelar ujian akhir semester, tepat pada siang hari di bulan Ramadhan tahun ini, 2017. Beberapa profesor di Kampus Bothell, satu dari tiga kampus milik Universitas Washington, mengizinkan mahasiswa yang sedang berpuasa melakukan ujian setelah berbuka.
White memutuskan melakukan dua sesi ujian akhir semester pada Rabu untuk mata kuliah Pengantar Fisiologi. Sesi pertama pada waktu normal di pagi hari dan satu lagi pada pukul 22.00 WIB, setelah matahari terbenam dan mahasiswa yang berpuasa sudah makan.
White mengatakan menggelar dua sesi ujian dan membuka kelasnya hingga tengah malam bukanlah sesuatu yang sulit.
“Bagi saya, ini adalah hal yang mudah. Tokh, lagipula, bukan hal yang baru bagi saya berada di kampus hingga tengah malam,” ujar dia, dilansir dari Seattle Times, Senin (12/6).
Keputusan White sangat berarti bagi para mahasiswanya yang berpuasa. Zoha Awan mengatakan pertama kali membaca surat elektronik pemberitahuan sesi ujian setelah berbuka puasa, dia merasa terkejut.
Semua teman sekelasnya yang beragama Islam di Kampus Bothell dan Kampus Seattle, kampus lain Universitas Washington, membicarakannya.
“Ini mungkin bukan sesuatu yang luar biasa bagi Dr White, tapi ini sangat berarti bagi kami,” kata Awan.
Awan pun mengungkapkan apa yang dilakukan White sudah melakukan perbedaan yang besar bagi mahasiswa Muslim.
“Kemampuan melihat hingga ke sesuatu yang sekecil ini, sangatlah membuat perbedaan,” kata dia.
Dua profesor lain di Universitas Washington mendengar tentang apa yang dilakukan oleh White dan memutuskan melakukan hal yang sama. Salah satunya, Rania Hussein, yang juga beragama Islam.
White mengatakan, selain makanan dan waktu, cara ini bakal mendorong mahasiswa untuk melakukan usaha yang lebih baik ketika ujian. “Mungkin ini aneh, tapi saya ingin mereka berpikir bahwa kelas ini mempedulikan satu sama lain,” kata dia. []
Sumber: Republika.co.id