JABIR bin Abdullah adalah sahabat Rasulullah yang banyak meriwayatkan Hadits. Jabir merupakan putra dari Abdullah bin Amr.
Jabir ini memiliki unta yang sudah tua dan lemah sehingga tak layak menjadi tunggangan. Unta tersebut sangat lamaban. Bahkan berkali-kali Jabir senantiasa tertinggal dari rombongannya karena untanya yang lamban tersebut. Tapi apa daya Jabir tidak memiliki unta yang lebih baik.
Suatu hari Jabir melakukan safar bersama dengan Rasulullah dan sahabat-sahabat lain menuju Madinah. Jabir mengeluh perihal untanya yang lamban, “Setelah hari ini aku akan mengistirahatkanmu saja, hai unta. Umurmu terlalu renta untuk mengantarku berpergian.
BACA JUGA: Petunjuk Nabi dalam Pengobatan Luka
“Ada apa dengan untamu, Jabir?” tanya Rasulullah.
“Unta saya begitu lamban, wahai Rasulullah.” Jawab Jabir.
“Suruhlah untamu duduk!” perintah Rasulullah.
Jabir menurut. Setelah untanya duduk, Rasulullah juga mendudukan untanya.
“Berilah sebatang tongkat padaku!” perintah Rasulullah lagi.
Jabir turun dari unta dan mematahkan sebatang ranting pohon, lalu memberikannya kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah memukul tongkat tersebut ke unta milik Jabir.
“Sekarang naiklah kembali!”
Jabir menaiki untanya kembali, dengan ijin Allah, mendadak unta milik Jabir tersebut berjalan dengan cepat dan gesit. Jabir sejenak kebingungan karena selama ini Jabir belum pernah melihat untanya berjalan secepat itu.
BACA JUGA: Pesan Nabi, Jadilah Hamba yang Bersaudara
Jabir merupakan orang yang sangat beruntung karena ia merupakan sahabat Rasulullah yang beberapa kali menyaksikan mukjizat Rasulullah. Bahkan dalam perang Khandaq, Jabir yang memasak hanya sedikit dan berniat hanya untuk Rasulullah. Namun, dari sini Jabir kembali menyaksikan mukjizat Rasulullah. Makanan yang awalnya hanya untuk Rasulullah, karena apabila seluruh pekerja parit ikut makan, maka dapat dipastikan makanan tersebut tidak akan cukup, ternyata semua diluar dugaan, Jabir kembali menyaksikan mukjizat Rasulullah yaitu makanan yang awalnya dirasa tidak akan cukup tapi membuat seluruh pekerja parit merasa kenyang. []
Sumber: 77 Cahaya Cinta di Madinah/ Penulis: Ummu Rumaisha/ Penerbit: al-Qudwah Publishing/ Februari, 2015