BADIUZZAMAN Said Nursi, salah seorang tokoh pembaharu Islam abad ke-19, terkenal dengan perkataan-perkataan bijak. Untaian kata mutiara penuh hikmah itu juga dapat ditemukan dalam sebuah surat yang ditulisnya.
Dalam suratnya kepada sahabatnya yang menjadi seorang dokter, Nursi menjelaskan bahwa usia ini sangat singkat, sementara tugas yang harus dikerjakan sangat banyak.
BACA JUGA: Kata-kata Mutiara dari Abu Bakar Ash-Shidiq
Menurut dia, kewajiban lebih banyak daripada waktu yang ada. Jika dokter itu mengecek berbagai informasi yang terdapat di otaknya, seperti yang pernah Said Nursi lakukan, pasti terdapat sejumlah informasi yang tidak bermanfaat dan tidak penting laksana tumpukan kayu bakar.
“Aku telah melakukan pengecekan dan pemeriksaan semacam itu. Hasilnya banyak sekali hal yang tidak berguna dan tidak penting,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Terapi Maknawi dengan Resep Qur’ani, buku yang ditulis Said Nursi sendiri.
Menurut dia, harus ada usaha mencari obat dan sarana guna membuat berbagai informasi praktis dan pengetahuan filosofis itu menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat, bercahaya dan bersinar, hidup dan berdenyut, serta menghilangkan dahaga.
“Hendaknya engkau juga bersimpuh wahai Saudaraku. Mintalah kepada Dzat Yang Mahabijak dan Mahaagung agar Dia memberikan kepadamu kesadaran spiritual yang dapat membersihkan dan menjernihkan pikiranmu sekaligus menyalakan api di tumpukan sisa kayu bakar tadi,” kata Nursi.
“Hal itu agar berbagai pengetahuan yang tak berguna tersebut bersinar dan berubah menjadi pengetahuan ilahi yang mulia dan berharga,” sambungnya.
BACA JUGA: Manfaatkan agar Hidup Tak Merugi, Ini 8 Nasihat Para Ulama tentang Waktu
Selain itu, Nursi juga memberi tahu kepada sahabat dokternya yang cerdas itu bahwa hati ini sangat menginginkan kemunculan orang-orang semacam Khulusi (tokoh Turki) dari kalangan ilmuwan, serta sangat merindukan cahaya iman dan berbagai rahasia Alquran.
“Ketika al-Kalimat (karya Said Nursi) mampu berbicara dengan nuranimu, janganlah engkau menganggapnya semata-mata sebagai suratku yang tertuju kepadamu. Namun posisikan setiap kata darinya sebagai surat dan pesan yang berasal dari Penyeru dan Dalal Alquran,” kata Nursi.
“Jadikan ia sebagai resep yang bersumber dari apotek Alquran. Dengan ini, engkau akan membuka—secara tidak langsung—sebuah majelis yang luas dan mulia serta pertemuan yang penuh berkah.”
Demikian kata-kata Said Nursi dalam suratnya. []
Referensi: Terapi Maknawi dengan Resep Qur’ani/Karya: Badiuzzaman Said Nursi/Penerbit: Risalah Press/Tahun: 2018