TANYA:
Pertanyaan saya adalah, jika qarin telah dibuat untuk setiap manusia, dan tujuan mereka adalah untuk membuat kita tersesat, dan mereka telah diciptakan untuk melakukan itu, mengapa ada kesalahan pada mereka, maka, bukankah tidak adil bagi mereka untuk memasuki api neraka jika tujuan utama mereka adalah untuk menyesatkan kita, karena mereka telah diciptakan untuk itu? (anonim)
Jawab:
Menurut Profesor Shahul Hameed, seorang konsultan Islam yang merupakan Presiden Misi Islam Kerala, Calicut, India, ada tiga jenis makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, yang terus-menerus disebut dalam Al-Quran: Malaikat , jin dan manusia. Dari jumlah tersebut, malaikat telah diciptakan hanya untuk mematuhi perintah-perintah Allah. Jadi mereka tidak melakukan kejahatan. Tetapi jin dan manusia memiliki kebebasan untuk menaati Allah SWT atau menolak untuk melakukannya (yaitu dalam batas-batas keberadaan sementara ini).
BACA JUGA: Setan Bisa Masuk Islam?
Dari golongan jin, beberapa menggunakan kebebasan mereka untuk tunduk kepada Allah dan menjadi Muslim; sementara yang lain tidak mematuhi Allah, dan menjadi kafir atau kafir. Mirip dengan cara manusia: Beberapa memilih untuk mengikuti perintah Allah dan menjadi Muslim dan yang lain melakukan yang sebaliknya dan menjadi kafir.
Al-Qur’an dengan jelas mengatakan bahwa mereka yang tunduk kepada Allah akan diberi hadiah surga di akhirat; dan mereka yang memilih untuk tidak tunduk kepada-Nya akan dihukum dengan api neraka.
Seperti dikatakan di atas, jin juga telah diciptakan dengan kebebasan untuk memilih jalan mereka sendiri baik atau jahat. Beberapa memilih kejahatan dan ini disebut ‘shayateen’ (bentuk jamak dari shaytaan: setan). Karena shayateen menyalahgunakan kebebasan mereka untuk memilih jalan kejahatan, mereka berakhir di neraka. Dari jumlah ini beberapa dari mereka mengambil ke atas diri mereka tugas mendorong atau membujuk manusia menuju kejahatan. Dan seorang shaytaan tertentu (iblis) memilih manusia tertentu untuk menjadi teman tetapnya. Seperti setan disebut qarin. Seorang qarin bukannya tanpa kebebasan untuk memilih yang baik, di bisa membuat pilihan itu atas kehendaknya sendiri.
Salah satu hadis yang relevan dengan konteks ini adalah sebagai berikut:
Nabi bersabda:
“Setiap orang memiliki shaytaan dan malaikat bersamanya sebagai sahabat tetap.” (HR Muslim)
Tidakkah itu berarti bahwa Allah telah menugaskan qarin tertentu dengan tugas merayu orang baik ke arah kejahatan? Secara alami tampak bahwa qarin harus melakukan kejahatan.
Tetapi kita perlu memahami terminologi Alquran dalam konteks yang tepat. Karena segala sesuatu di alam semesta diciptakan oleh Allah dan mengikuti “kodratnya” seperti yang ditugaskan Allah kepadanya, sebab di balik itu semua adalah Allah lah yang Maha Tahu. Itulah sebabnya Allah dalam Al Qur’an mengatakan:
“..Tuhan melepaskan dia yang menghendaki [sesat], dan membimbing dia yang menghendaki [untuk dibimbing] -karena hanya Dia yang Mahakuasa, benar-benar Bijaksana .” (Quran Ibrahim: 4)
Setiap makhluk di alam semesta memiliki sifat yang ditentukan; dan makhluk-makhluk tertentu seperti jin dan manusia telah diberi kebebasan pilihan terbatas juga. Pada akhirnya setiap peristiwa yang terjadi di sini dapat dilacak ke Master Planner dan Designer, Allah SWT. Allah tidak bertindak secara tidak masuk akal. Setiap kejadian terjadi dengan alasan, dan itu mengarah pada konsekuensi yang tak terhindarkan menurut kehendak dan rencana Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS Al Baqarah: 26)
Khususnya perhatikan: “… Tetapi tidak ada yang menyebabkan Dia tersesat kecuali yang jahat.”
Artinya, itu adalah “orang jahat” atau mereka yang dengan sengaja memilih jalan kedurhakaan atau ketidakadilan di tempat pertama, yang diizinkan untuk melakukan kejahatan. Dan tentu saja orang-orang semacam itu mendapatkan buah pilihan mereka, yaitu hukuman di neraka.
Dan perhatikan hadits Nabi ini:
“Masing-masing dari kalian telah diberi pendamping dari Jin.”
Para sahabat bertanya: “Bahkan Anda wahai Utusan Allah?
Dan Nabi menjawab: “Bahkan aku, kecuali bahwa Tuhan telah membantuku melawannya dan dia telah menjadi seorang Muslim. Sekarang dia hanya memberitahuku untuk berbuat baik.” (HR Muslim).
Artinya qarin yang ditugaskan kepada Nabi telah menjadi seorang Muslim. Dan itu berarti, bahwa qarin tersebut telah menggunakan pilihannya untuk berbuat baik.
BACA JUGA: Nabi dan Jin Qarin-nya
Pertanyaan tentang para qarin: “Bukankah tidak adil bagi mereka untuk memasuki api neraka, jika tujuan utama mereka adalah untuk menyesatkan kita, karena mereka telah diciptakan untuk itu?”
(Jawabannya adalah): Tidak, tujuan utama mereka adalah TIDAK untuk menyesatkan kita, karena mereka TIDAK diciptakan untuk itu.
Dan Allah Yang Maha Penyayang berkata:
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (QS An Nissa: 40)
Allah TIDAK PERNAH tidak adil. Dan Allah tahu yang terbaik. []
SUMBER: ABOUT ISLAM