JAKARTA–Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) , lembaga bantuan kemanusiaan dan mitra LSM mengatakan mereka membutuhkan USD 920 juta atau Rp 12,96 triliun pada tahun 2019. Dana ini untuk mendukung lebih dari 900.000 pengungsi Rohingya yang kini berada dalam kesulitan.
Lebih dari setengah kebutuhan dana itu diperuntukkan bagi bantuan kritis termasuk makanan, air, sanitasi dan tempat tinggal. Sisanya akan digunakan untuk layanan kesehatan, manajemen lokasi dan kegiatan perlindungan, termasuk perlindungan anak.
BACA JUGA: Imigran Rohingya Bermalam di depan Menara Bosowa Makassar Tuntut Keadilan PBB
Sebelumnya pada Jumat (15/2/2019), Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dan Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung setidaknya 330.000 warga Bangladesh yang rentan di komunitas tuan rumah.
“Kewajiban kemanusiaan kami hari ini adalah untuk menstabilkan situasi pengungsi Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan dan tuan rumah mereka di Bangladesh. Kami mengharapkan kontribusi yang tepat waktu, dapat diprediksi, dan fleksibel untuk memenuhi tujuan banding tahun ini,” ujar Filippo Grandi.
Lebih dari 745.000 pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari negara bagian Rakhine Myanmar sejak Agustus 2017 ketika rezim Myanmar membantai minoritas Muslim Rohingya. Mereka bergabung dengan sekitar 200.000 orang lain yang telah mencari keamanan di sekitar Cox’s Bazar di Bangladesh selama pecahnya kekerasan sebelumnya.
BACA JUGA: PBB Desak Saudi dan India Tak Deportasi Rohingya
Grandi mengulangi seruannya agar Myanmar mengambil tindakan untuk mengatasi akar penyebab krisis.
“Kami mendorong negara-negara di kawasan ini dan di luar kawasan untuk menunjukkan solidaritas dengan Bangladesh dan mendukung Myanmar untuk mulai menciptakan kondisi bagi kembalinya para pengungsi Rohingya yang sukarela, aman dan bermartabat,” tambahnya. []
SUMBER: BERITA SATU | ALJAZEERA