Oleh: Erna Ummu Azizah
Komunitas Peduli Generasi dan Umat
IBU… Engkau adalah anugerah terindah yang telah Allah berikan. Engkau begitu hebat, ibu. Ketika rahimmu Allah titipkan benih suamimu. Engkau sanggup menjaganya. Dalam lelah yang bertambah-tambah.
9 bulan lamanya kau mengandung buah hatimu. Terkadang makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Tapi kau rela demi buah hati yang kau cintai. Hingga para malaikat pun memohonkan ampunan bagimu.
BACA JUGA: Ibu Tak Bahagia = Istri Stres?
Belum lagi, ketika kau hendak melahirkan. Kesakitan demi kesakitan kau rasakan. Kau pertaruhkan nyawamu demi lahirnya buah hatimu. Hingga Allah menetapkan pahala bagimu sama dengan pahala orang yang berjihad di jalanNya.
Jika kau telah melahirkan buah hatimu dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anakmu kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapanmu kelak di hari kiamat.
Masya Allah..betapa besar cinta dan kasih sayang Allah kepadamu wahai para ibu. Allah Maha Tahu lelahmu, maka Allah pun telah siapkan begitu banyak pahala untukmu. Bahkan, tak hanya surga yang di telapak kakimu. Namun surga pun begitu merindukanmu ibu.
Terkadang engkau bangun paling pagi, namun tidur paling malam. Entah berapa banyak keringat dan air mata yang telah engkau teteskan. Menyelesaikan tugas rumah, juga mengurus anak-anak yang begitu melelahkan.
Belum lagi para ibu yang harus membantu para suami mencari nafkah. Mereka kadang hanya sedikit beristirahat. Bahkan banyak para ibu yang harus memutar otak demi melanjutkan kehidupan sehari-harinya.
Padahal, mestinya kedudukan mereka itu adalah ratu dalam rumahnya. Namun kondisi saat ini banyak yang menjadikan para ibu terpaksa harus bergulat dengan keletihan.
Bahkan tak sedikit yang akhirnya harus rela meninggalkan buah hatinya. Pelukan, belaian, ciuman kasih sayang yang mestinya dicurahkan, justru terlepas. Para ibu akhirnya banyak yang terhempas.
Belum lagi ketika mereka dapati buah hati yang ‘membangkang’. Buah hati yang tega melukai, buah hati yang telah membuat kecewa. Padahal begitu berat perjuangan dan begitu besar pengorbanan sang ibu.
Menangis..terkadang hanya menangis yang bisa dilakukan. Meski perih, tapi mereka masih mampu berdiri, memberi senyuman meski hati mungkin penuh dengan kepedihan.
Ya..inilah kenyataan pahit yang terjadi ketika Syariat Allah tak lagi jadi pedoman dalam kehidupan. Terkadang di rumah kita sudah mendidik dengan sebaiknya. Namun diluar sana pergaulan begitu rusaknya dan kejahatan dimana-mana
Sudahlah beban ekonomi yang berat, ditambah lagi masalah anak, juga masalah-masalah lainnya yang begitu menguras hati dan pikiran. Jika tak kuat-kuat iman, tak sedikit yang akhirnya jatuh dalam keterpurukan.
Para ibu yang mudanya lelah, ternyata tak sedikit pula yang merasakan letih di masa senja. Ya Robb..betapa berat hidup tanpa syariat-Mu.
Ayo, para ibu..bangkitlah..sudah saatnya kita merubah keadaan. Mulailah dari diri kita sendiri. Teruslah mendekat kepada Allah dengan ketaatan.
Jangan pernah bosan mengajak keluarga, anak-anak juga orang-orang yang kita cinta ke jalan Allah. Peluk erat anak-anak kita, belai lembut dan doakan mereka. Sebut namanya dan bayangkan wajahnya.
BACA JUGA: Sindiran Sang Ibu, Isi Hatinya
Ibu, tenanglah..engkau tidak sendiri. Ada Allah yang selalu menemani. Curhatkan semuanya kepada Allah. Mohonlah pertolongan kepadaNya. Yakinlah, bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 1-8). Wallahu a’lam bish-showab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.