DAMASKUS—Seorang pejabat lembaga penelitian ilmiah Suriah membantah memiliki fasilitas senjata kimia. Kepala Institut Pengembangan Industri Farmasi dan Kimia, Saeed Saeed mengatakan, pusat penelitian itu digunakan oleh Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia, The Organisation for the Prevention of Chemical Weapons (OPCW) pada 2013.
“OPCW telah mengunjungi gedung ini sejak 2013 hingga baru-baru ini dan melakukan pemeriksaan,” kata Saeed.
Lembaga penelitian ilmiah Suriah diketahui menjadi salah satu fasilitas yang terkena serangan rudal pihak sekutu (Amerika Serikat, Inggris dan Prancis) pada Sabtu (14/4/2018) lalu.
Menurut Saeed, OPCW telah menyatakan Lembaga penelitian ilmiah Suriah kosong atau bebas dari bahan kimia untuk peperangan apapun.
“Bangunan itu adalah basis kerja, di mana para ahli OPCW melakukan misi di Suriah. Mereka akan membawa semua sampel yang dicurigai dari lokasi yang berbeda ke gedung ini dan mereka telah mengeluarkan dua laporan yang menyatakan bahwa bangunan ini kosong dari bahan kimia untuk peperangan apa pun,” kata Saeed.
Saeed juga menekankan bahwa jika bangunan itu berisi senjata kimia, seperti yang diklaim oleh AS, ia dan rekan-rekannya tidak dapat berdiri di sana setelah serangan tanpa memakai masker.
OPCW, ungkap Saeed, telah melakukan pekerjaannya pada akhir 2013 ketika tentara Suriah setuju untuk menyerahkan gudang senjata kimia. Pada Juni 2014, seluruh gudang senjata kimia dari tentara Suriah diserahkan ke OPCW.
Namun setelah tentara Suriah menyerahkan senjata kimia, negara-negara Barat terus menuduh pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia, meskipun pemerintah Suriah berulang kali membantah bahwa mereka tidak pernah menggunakan senjata semacam itu.
Pada 7 April, para pemberontak di distrik Douma di desa Ghouta Timur, Damaskus, menuduh pasukan pemerintah Suriah menggunakan gas klorin dalam serangan di daerah itu. Klaim tersebut dibantah oleh oleh tentara dan pemerintah Suriah.
Sementara itu, pihak sekutu menyatakan mempunyai bukti kuat keterlibatan Rusia dan Suriah dalam penggunaan senjata kimia di Douma, hingga Sabtu (14/4/2018) lalu, sekutu akhirnya meluncurkan serangan rudal terhadap posisi militer Suriah, termasuk pusat penelitian ilmiah di lingkungan Barzeh di timur laut Damaskus. []
SUMBER: XINHUA