KETIKA seorang anak menginjak usia tujuh tahun, seorang ibu harus memerintahkan anaknya untuk shalat. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun,” (HR. Abu Dawud).
BACA JUGA: Ajarkan Anak Cinta Ramadhan, Ini Tipsnya
Seorang anak sudah bisa mengikuti gerakan shalat yang dipraktikan bapa ibunya ketika masih berusia 2 atau 3 tahun. Walaupun begitu, pada fase ini –usia antara 3 sampai 7 tahun- dia tidak tahu dan tidak punya tujuan apa-apa dalam menirukan gerakan shalat tersebut. Makanya, masa yang tepat untuk mengerjakan shalat adalah ketika berusia 7 hingga 10 tahun. Tapi dia tidak boleh dipukul karena sejatinya memang belum sanggup untuk mengemban tanggungjawab pelaksanaan shalat.
Fase ini merupakan periode yang paling baik untuk belajar. Dengan izin Allah semua yang dipelajari anak pada fase ini merupakan dasar bagi pembentukan karakter dan kepribadian setelah dewasa.
“Setiap anak lahir dalam keadaan suci, kedua orangtuanya lah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, dan Majusi,” (HR. Bukhari).
Selain melatih anak untuk dapat melaksanakan ibadah shalat, hal ini juga berlaku untuk ibadah-ibadah yang lain, puasa misalnya dan juga masalah-masalah agama seperti sunah-sunah Rasulullah SAW. Tujuannya agar anak setelah dewasa nanti menjadi seseorang yang tekun dalam beribadah, jauh dari maksiat dan kemungkaran.
BAC AJUGA: Jangan Tidak Tega Bangunkan Anak untuk Shalat Shubuh
Bagi anak wanita, seorang ibu harus memasukkan jilbab ke dalam pendidikan yang ditanamkan kepadanya sejak usia tujuh tahun. Ibu harus melatih dan membiasakan putrinya untuk mengenakan jilbab dan pakaian islami yang tertutup sejak dini.
Tujuannya supaya kebiasaan ini mendarah daging sehingga ketika dewasa, jilbab sudah menjadi bagian dari dirinya yang tak mungkin dilepaskan.
Sumber: Kiat Menjadi Muslimah Seutuhnya/karya: Adnan Tharsyah/Penerbit: Senayan Publishing