BANDA ACEH—Ustaz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan bahwa pelaksanaan syariat Islam di zaman modern ada di Aceh.
Pada kesempatan mengisi tabligh akbar peringatan Maulid Nabi Muahmmad shalallahua alaihi wa sallam (saw) tersebut, UAS menjelaskan tentang penerapan syariat Islam di Serambi Mekah itu.
“Jika ingin melihat secara riil pelaksanaan syariat Islam di zaman modern maka datanglah ke Aceh, di sana merupakan daerah yang memiliki Qanun/peraturan daerah tentang pelaksanaan syariat Islam,” kata UAS dalamceramahnya di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Ahad (25/11/2018) malam.
BACA JUGA: Ketika UAS Tiba-tiba Hentikan Ceramahnya dan Panggil 5 Jemaah, Kenapa?
Menurut dia, Aceh merupakan bumi para ulama, tengku dan dayah serta menjadi tempat singgah bagi jamaah calon haji yang akan melaksanakan ibadah haji, yakni di Kota Sabang.
“Aceh juga memiliki beragam catatan sejarah yang luar biasa termasuk Aceh punya ulama besar salah satunya Syekh Abdurrauf, namun kita jangan sampai terlena dengan masa lalu,” katanya.
UAS mengatakan penerapan syariat Islam yang berlangsung di Aceh dapat terus dipertahankan.
“Mari kita bersama-sama memakmurkan masjid dengan mendirikan shalat berjamaah lima waktu. Jaga shalat berjamaah lima waktu insyaallah akan lahir generasi muda terbaik di masa mendatang,” katanya.
UAS juga berpesan kepada pemangku kepentingan di Provinsi Aceh agar memanfaatkan kekuasaanya untuk menjalankan perintah Allah.
“Artinya, kekuasaan yang ada di tangan saat ini harus digunakan menjalankan perintah Allah seperti pelaksanaan shalat berjamaah dan kebijakan lainnya dalam menjalankan syiar Islam,” katanya.
BACA JUGA: Bolehkah Peringati Maulid Nabi? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Dia pun mengajak seluruh masyarakat di Provinsi Aceh khususnya dan Indonesia umumnya untuk membesarkan hari kelahiran Nabi Muhammad.
Tausiyah UAS di Aceh tersebut dihadiri Wali Nanggroe Malik Mahmud, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, dan unsur forkopimda setempat.
Selain mengisi tabligh akbar di Masjid Baiturrahman Banda Aceh, UAS juga berziarah ke makam ulama Aceh, Syaikh Abdurrauf as-Singkili (1615) yang pertama kali menerjemahkan Al-Quran ke Bahasa Melayu dalam kitab Tarjuman al-Mustafid. []
SUMBER: TEROPONG SENAYAN