JAKARTA—Ustaz Adi Hidayat memberikan klarifikasi terkait insiden yang dialaminya saat sejumlah jemaah wanita menghentikan ceramahnya di Masjid Puri Cinere. Klarifikasi tersebut disampaikan di Masjid Al Ihsan, Vila Jaka Setia, Bekasi Selatan pada Kamis (6/9/2018) malam.
Dalam klarifikasi yang ditayangkan secara langsung melalui channel Akhyar TV di laman Youtube dan Facebook, Ustaz Adi mengatakan bahwa peristiwa yang dia alami sebenarnya tidak sedramatis seperti yang digambarkan di media sosial.
BACA JUGA: Beredar Video Sekelompok Orang Minta Kajian Ustaz Adi Hidayat Dihentikan
Selama 7 tahun mengisi kajian di Puri cinere, Ustaz Adi mengaku pengajian yang diprakarsai pensiunan Polri itu berjalan lancar. Kajian biasanya dilakukan di rumah, di aula dan masjid, bergantian dengan pengajian-pengajian lainnya.
“Tadi itu jadwal kami, sudah dikonfirmasi, DKM sudah menyampaikan. Hanya barangkali ada sebagian atau kelompok tertentu yang mau belajar di situ, kemudian minta tapi mungkin minta dengan cara yang kurang baik untuk bisa diterima. Kemudian kita berikan keterangan dengan baik, di situ kita berikan kesempatan, sampai di situ saja. Tidak perlu kita teruskan untuk hal-hal yang tidak mengundang kemuliaan,” kata Ustaz Adi.
Menurut Ustaz Adi, ada sebuah memo yang diberikan sekuriti kepadanya pada saat kajian, yang intinya meminta kajian Ustaz Adi dihentikan dan gantian dengan kajian lainnya.
Ustaz Adi menuturkan, malam sebelum kejadian, sekitar pukul 19.25 WIB, salah seorang stafnya mendapat telepon dari seseorang ibu yang tidak menyebutkan nama dan langsung mencaci maki. Staf Ustaz Adi berinisiatif untuk merekam percakapan tersebut dan tidak terlalu menggubris cacian. Belakangan diketahui ibu tersebutlah yang meminta agar kajian Ustaz Adi Hidayat di Masjid Puri Cinere pada Kamis (6/9/2018) pagi itu dihentikan.
BACA JUGA: Tak Usah Sinis pada Ustadz Adi Hidayat
Singkat cerita, Ustaz Adi Hidayat akhirnya menghentikan kajian dan mempersilakan pihak lain yang ingin menggunakan masjid untuk pengajian selanjutnya. Ia pun mengajak para jemaahnya untuk tertib dan tidak boleh mencela.
“Nah, setelah itu saya sampaikan ke teman-teman, karena sudah ada yang mau masuk tidak bagus menyampaikan ta’lim dalam kondisi psikologi tidak baik. Ustaznya juga tidak baik saat meneruskan karena materi tidak akan ditangkap dengan baik. Akhirnya saya berikan pencerahan ke jemaah tadi itu, saya minta tolong respons setiap sesuatu dengan baik, jangan mencela, sekarang kita bergantian. Teman-teman di luar silakan masuk, kita keluar dengan tertib rapi, itu satu yang kita lakukan,” terangnya. []