JUAL beli di masa kini tak selamanya harus dibayar tunai, ada pula orang-orang yang menjual barang dagangannya dengan cara dikredit. Ada pula orang yang sedang memiliki kekurangan, lalu ia terpaksa meminjam orang pada orang lain. Hal inilah yang biasa kita sebut dengan ungkapan berhutang.
Dalam berhutang, Allah SWT mewajibkan kita mencatat perjanjian utang piutang. Adakalanya orang yang berutang tidak mampu lagi mengembalikan utangnya. Jadi apa gunanya ikatan (janji)?
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya,” (QS. Al-Baqarah: 282).
Arti muamalah dalam ayat ini ialah berjual beli, berutang atau sewa menyewa. Perintah, “Hendaklah kamu menuliskannya,” adalah untuk melindungi hak dari pemilik harta, melindungi orang yang membeli, menyewa atau berutang dan juga melindungi keamanan dan ketentraman masyarakat.
Kalau tidak ada ikatan secara tertulis, seringkali orang berutang menjadi lupa atau tidak membayar lagi, yang dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan si pemberi utang dan dapat pula menghambat roda perokonomian.
Apabila dicatat dengan kekuatan perlindungan hukum, orang yang berutang pasti berhati-hati dan berusaha untuk melunasi utang-utangnya. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani