TIDAK seluruh sahabat Rasulullah dikenal termasuk Utsman bin Mazh’un. Utsman bin Mazh’un merupakan sahabat Rasulullah, bapaknya adalah Mazh’un bin Wahab bin Hudzafah bin Jumuh Al-Quraisyi, sedangkan ibunya ialah Suhailah binti Al-Anbas bin Ahban bin Khudzafah.
Utsman masuk Islam beserta seluruh keluarganya. Dia adalah orang ketiga belas yang masuk Islam. Dia sangat rajin beribadah. Dia pun hijrah dua kali ke Habsyi. Dia ikut berperang di perang Badar bersama Rasulullah. Dia meninggal dunia setengah tahun setelah peristiwa Hijrah. Nabi menguburkannya di Baqi’ dan memberi tanda di kuburannya dengan batu. Nabi juga sering menziarahi kuburannya. Hal ini sekaligus merupakan dalil bahwa ziarah ke kubur merupakan Sunnah Rasulullah.
BACA JUGA: Puncak Kesedihan Para Sahabat
Kelak, salah seorang putra Utsman syahid di perang Yamamah, ketika kelompok Musailamah Al-Kadzdzab melakukan pemberontakan. Kesetiaan Utsman bin Mazh’un kepada Allah dan Rasul-Nya lebih tinggi daripada kesetiaannya kepada yang lain. Ketika orang-orang Islam dikejar-kejar dan dianiaya. Utsman hijrah ke Habsyi beserta seluruh keluarganya.
Ketika Utsman bin Mazh’un kembali dari Habsyi ke Makkah, penindasan masih berlangsung. Orang-orang Islam masih disiksa dan dianiaya. Dia menghadapi ancaman terhadap diri dan keluarganya.
Akhirnya, dia mencari perlindungan kepada keluarga AI-Walid bin Mughirah, seorang penyair yang sejak dulu dekat dengan Utsman.
Pada awalnya, Utsman bin Mazh’un masuk Islam karena rasa malu. Rasulullah sering berdakwah kepadanya dan berulang-ulang mengajak Utsman bin Mazh’un masuk Islam. Utsman pernah berkata. “Aku ini masuk Islam karena malu saja. Rasulullah berulang-ulang mengajakku masuk Islam. Waktu itu. Islam belum ada dalam hatiku. Sampai suatu hari. ketika aku sedang bersama Rasulullah, tiba-tiba Rasul memandang ke langit. Seakan-akan beliau sedang memahami sesuatu. Setelah Rasulullah merenung, aku bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi.”
Rasulullah menjawab. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(QS Al-Nahl : 90).
BACA JUGA: Saat Istri Para Sahabat Mendengar Suaminya Gugur di Medan Perang
Saat ltulah, Islam menetap dalam hati Utsman. Itulah saatnya Utsman masuk Islam yang sungguh-sungguh. karena Utsman tersentuh oleh ayat yang indah itu. Lalu Utsman mendatangi paman Nabi. Abu Thalib, dan Utsman kabarkan keislamannya. Beliau memberi nasihat. ”Ya Ahli Quraisy, ikuti Muhammad. nanti kamu mendapat petunjuk. Karena Muhammad tidak memerintah kecuali kepada akhlak yang mulia.”
Kemudian, Utsman mendatangi Walid bin Mughirah dan membacakan ayat itu kepadanya. Mughirah pun terpesona. Dia berkata, “Sungguh, dalam ayat-ayat itu ada kemanisannya. Di atasnya juga ada keindahannya. Pada puncaknya ada buahnya. Ini bukan ucapan manusia. Kalau itu ucapan Muhammad. alangkah bagusnya ucapan Muhammad itu. Dan kalau itu ucapan Tuhannya. alangkah bagusnya Tuhan Muhammad.” []
Sumber: The Road To Muhammad/ Penulis: Jalaludin Rakhmat/ Penerbit? Mizan/ 2009