INDIA–Lolosnya Undang-undang Amandemen Warga Negara yang diajukan parlemen India telah memicu protes. Berdasarkan undang-undang tersebut imigran ilegal dari Afganistan, Bangladesh dan Pakistan bisa mendapatkan kewarganegaraan India. Namun, terdapat pengecualian bagi imigran muslim. Sontak, undang-undang ini pun dinilai anti muslim.
Tujuh ratus tokoh India, yang terdiri dari ahli hukum, akademisi, dan aktor, telah menandatangani pernyataan tegas yang menolak UU itu. Sebab, UU ini juga mengharuskan umat Muslim India untuk membuktikan kalau mereka adalah warga negara itu. Sedangkan, aturan ini tidak berlaku untuk agama lain. Sehingga ada kemungkinan, warga Muslim India justru akan kehilangan kewarganegaraan tanpa alasan.
BACA JUGA: Asal Bukan Muslim, India akan Beri Status Warga Negara ke Pendatang
Reuters melaporkan, pada Kamis (12/12/2019), sejumlah demonstran yang menentang UU tersebut bentrok dengan polisi. Kekerasan pecah di India bagian timur.
“RUU itu akan mengambil hak-hak kami, bahasa dan budaya kami,” kata seorang mahasiswa yang ikut melakukan protes, Gittimoni Dutta, di negara bagian Assam.
Negara bagian Assam kerap menjadi tempat mengungsi imigran ilegal asal Bangladesh. Bukan hanya itu penduduk juga khawatir para imigran akan menganggu keseimbangan demografis dan meningkatkan persaingan akan pengolahan tanah di negara bagian itu.
Partai oposisi di India menilai UU ini dihasilkan oleh orang-orang berpikiran sempit.
“UU ini merupakan kemenangan orang-orang berpikiran sempit dan menganggu pluralisme di Inida,” tegas pemimpin oposisi di Parlemen India Sonia Gandhi.
BACA JUGA: Ini Kisah Pria di India, Jadi Mualaf dan Bangun 90 Masjid setelah Hancurkan Sebuah Masjid
Seorang bintang film India, Kamal Haasan juga mengkiritisi undang-undang ini. Menurut BBC, ia mempertanyakan mengapa UU serupa tidak diberikan pada migran Muslim asal Sri Lanka.
Sementara itu, pejabat pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi Amit Shah membantah ketakutan ini.
Parlemen dan pemerintah berdalih, UU ini merupakan bentuk perlindungan India, pada masyarakat asing yang menjadi korban “penganiayaan agama”. []
SUMBER: CNBC | REUTERS | BBC