YOGYAKARTA–Kepala SMK N 3 Yogyakarta, Bujang Sabri mengatakan seorang siswa kelas X SMK N 3 Yogyakarta yang berani mendorong gurunya di dalam kelas, tidak masuk sekolah. Pihak sekolah lantas mengirim guru ke rumahnya di wilayah Bantul untuk dipertemukan bersama pihak orang tua siswa dan sekolah.
“Hari ini siswa itu tidak masuk sekolah, kami sudah kirim 3 guru ke rumahnya untuk menyelesaikan persoalan ini,” kata Kepala SMK N 3 Yogyakarta, Bujang Sabri di kantornya, Kamis (21/2/2019).
Insiden siswa mendorong gurunya itu terjadi di dalam ruang kelas X, saat akan berlangsung ulangan persiapan MID semester, pada Rabu (20/2) siang.
BACA JUGA: Terungkap, di Sumbar Masih Ada Guru Digaji Rp 50 Ribu/Bulan
“Kalau dari pihak guru sudah memberi keterangan, siswa-siswa lain di kelas itu juga sudah dimintai penjelasan. Tapi anaknya ini hari ini tidak masuk sekolah,” jelasnya.
Guru SMK N 3 Yogyakarta, Sujianto mengakui didorong oleh siswanya di dalam kelas. Peristiwa yang terekam video itu kemudian viral di media sosial.
“Saat itu mau ulangan untuk persiapan MID semester, ulangan pelajaran pemeliharaan dasar otomotif. Aturannya HP siswa harus dikumpulkan, ada 2 siswa yang nggak mau kumpulin HP, saya minta karena dia mainan HP, padahal teman lainnya tidak,” kata Sujianto saat ditemui wartawan di SMK N 3 Yogyakarta, Kamis (21/2).
Saat itu siswa tersebut berniat meminta kembali HP yang telah dibawa Sujianto. Siswa lantas menghampiri Sujianto dan memaksa gurunya itu mengembalikan HP miliknya.
“Tidak ada pemukulan, siswa hanya mau meminta HP, siswa mendorong karena minta HP,” aku Sujianto.
Sujianto mengaku sempat terbawa emosi. Namun dia mencoba sabar meski siswanya juga sempat mengambil tas miliknya yang dia taruh di atas meja guru.
BACA JUGA: Nur Kalim, Guru yang Ditantang Murid Diberi Hadiah Umrah
“Saya nggak tahu, dia ambil aja tas di meja itu, saya tak tahu dia mau ambil tas saya,” ungkapnya.
“Saya berusaha menyabarkan diri tapi masih ada emosi juga, situasi di kelas kan baru mau menata tempat duduk, siswa baru selesai jam istirahat. Saya minta siswa kembali duduk, tenangkan siswa, tas saya dikembalikan, HP saya kembalikan karena ada laptop di dalam tas, saya khawatir tas nanti dibanting. Yaudahlah saya kembalikan HP, tapi yang satu masih saya bawa sampai selesai ulangan,” terangnya.
“Karena anaknya sudah duduk, manut dan nggak akan mengulangi, ya sudah seperti itu,” pungkasnya. []
SUMBER: DETIK