MENGAPA Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan surga dan neraka? Lalu memberikan beberapa gambaran keadaan surga dan neraka, apakah maksudnya? Pasti ada hikmah besar yang ingin Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan.
Jelas dalam aqidah kita bahwa hidup di dunia ini hanya sebagian kecil masa, dari masa yang jauh lebih panjang, yaitu akhirat. Hanya ada dua tempat kembali, surga yang penuh kenikmatan dan neraka yang penuh penderitaan. Maka hidup tiada lain adalah ujian, penentu apakah kita layak masuk surga atau malah masuk neraka.
Batas dari ujian adalah kematian. Deadline kita dalam mengumpulkan sebanyak-banyaknya kebaikan. Maka seyogyanya kita memiliki visi besar dalam hidup ini, apa yang akan sudah kita lakukan atau miliki sebelum kita mati. Inilah yang kita sebut VISI MATI.
Jika ingin memiliki visi mati terbaik, maka belajarlah dari yang sudah memiliki visi mati terbaik. Siapa mereka? Tiada yang lebih pantas kita contoh selain Rosulullah dan 10 sahabat Abu bakar Ashshidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Abdullah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid, AbdurRahman bin ‘Auf, dan Abu ‘Ubaidah bin Jarrah.
Karena merekalah yang telah dijamin masuk surga. Pernahkah berpikir kenapa mereka dijamin masuk surga? Pasti ada rahasia besar yang harus kita ungkap, lalu kita jadikan pola jalan yang harus kita ikuti.
satu kisah ini menjadi contoh kuat kenapa Utsman bin Affan pantas mendapat jaminan itu. Kisah sumur Raumah, Raumah adalah seorang yahudi pemilik sumur, saat itu hanya sumurnya yang memiliki air, yang lain kekeringan. Muslimin harus membayar atau menukarkan yang mereka miliki untuk mendapatkan air yang sangat dibutuhkan.
Makin hari, keadaan muslimin semakin memprihatinkan, harta mereka habis. Melihat kejadian ini Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Salam, mengatakan kepada para sahabat, “Barang siapa membeli sumur Raumah dan menjadikan gayung miliknya bersama dengan gayung-gayung milik kaum muslimin dengan kedermawanan miliknya, maka kelak ia di surga (HR At-Tirmidzi dan An-Nasai)
Mendengar ucapan tersebut, Utsman bin Affan tidak berpikir panjang, langsung mendatangi Raumah hendak membeli sumurnya. Dengan negosiasi yang alot, Utsman harus membayar mahal sumur Raumah dengan nilai 20 ribu Dirham, sebanding dengan 1 Milyar rupiah. Itupun hanya diberikan 50% kepemilikan.
Kisah ini membuktikan kecerdikan Utsman dibanding orang yahudi, Utsman meminta tiap 1 hari sumur itu menjadi miliknya, dimana satu hari sebelumnya milik Raumah. Maka saat Raumah menjual air di hari haknya, tidak ada satupun muslimin yang membelinya karena mereka tahu, besok Utsman akan menggratiskan air sumurnya.
Begitu seterusnya hingga Raumah tidak mendapat apa-apa dari sumurnya. Hingga ia menawarkan Utsman untuk membeli sisa kepemilikannya. Disinilah nilai istimewa dari seorang yang pantas diberi jaminan masuk surga. Disaat orang lain tidak berdaya, bahkan orang tersebut seorang yahudi sekalipun, Utsman membayar sisa kepemilikannya dengan harga yang sama, 20 ribu Dirham.
Rasanya hampir-hampir tidak percaya ada transaksi seperti ini. Mungkin jika diberi 1 ribu Dirhampun, Raumah tidak punya alasan untuk menolaknya. Karena Utsman tidak bertransaksi dengan Raumah. Dia bertransaksi dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “membeli surga” dengan harga terbaiknya.
Hingga kini sumur Utsman masih ada dan terus memberikan manfaat kebanyak orang dan pastinya menjadi amal jariah bagi pemilik yang mewakafkannya.
Kisah-kisah sahabat lain juga serupa, mereka selalu bertransaksi dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan harapan Rahmat dan surga-Nya. Inilah pola orang-orang yang dijamin masuk surga. Mereka banyak meninggalkan jejak kebaikan sebelum kematian mereka. Inilah visi mati terbaik yang dicontohkan.
Sudahkan kita memiliki visi mati? []
Faisal Ramli
Owner Waroeng Sehat – Jakarta
faisalramliqodir@gmail.com
No. WA: +62 812-8468-054
www.waroengsehat.com
Coach Kampus Pengusaha Muslim (KPM)