IBNU Ishaq berkata: Hisyam bin Urwah dan Amr bin Abdullah bin Urwah berkata kepadaku dari Urwah bin Zubair dari Aisyah Radhiyallahu Anha ia berkata: “Tatkala Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam sampai di Madinah. Madinah saat itu merupakan bumi Allah yang paling potensial dengan penyakit demam. Dampaknya, banyak sahabat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam yang terjangkiti sakit demam itu. Allah menjaga Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam, sehingga beliau tidak terserang wabah penyakit demam.
Abu Bakar, Amir bin Fuhairah, dan Bilal tinggal satu rumah. Mereka semua terjangkit wabah demam. Lalu aku menjenguk mereka. Peristiwa ini terjadi pada saat hijab belum diwajibkan. Mereka bertiga diserang demam tinggi yang hanya Allah sajalah yang tahu. Aku mendekat kepada Abu Bakar, dan bertanya kepadanya: “Bagaimana kabarmu, ayahanda?”
BACA JUGA: Para Sahabat Ridha dengan Keputusan Abu Bakar
Abu Bakar menjawab: “Semua manusia disambut ria oleh keluarganya di pagi hari Sementara maut lebih dekat padanya daripada tali sandalnya.”
Aisyah menjawab, “Demi Allah, ayah tidak sadar akan apa yang ia katakan. Aku mendekat kepada Amir bin Fuhairah, dan bertanya kepadanya, “Bagaimana kabarmu, wahai Amir?”
Amir bin Fuhairah menjawab: Telah aku jumpai kematian sebelum mencicipinya. Sesungguhnya kematian datang pada para pengecut dari atasnya. Setiap orang itu berjuang dengan kekuatannya. Sebagaimana sapi jantan menjaga kulitnya dengan tanduknya
Aisyah berkata,”Demi Allah, Amir tidak menyadari apa yang dikatakannya.”
Adapun Bilal, ia berbaring di emperan rumah, dengan mengangkat suaranya sambil berkata, “Wahai bisakah aku kembali bermalam Di Fakh (tempat di luar Makkah). Sementara di sekitarku terdapat idzkhir (nama pohon beraroma wangi), dan Jalil (nama tumbuh-tumbuhan). Mampukan suatu saat aku berada di mata air Majannah? Adakah gunung Syamah dan Gunung Thafil terlihat olehku?
BACA JUGA: Ia Ingin Sahabatnya Keluar dari Kemusyrikan
Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: “Maka aku ceritakan apa yang aku dengar dari mereka bertiga kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam. Aku berkata kepada beliau: “Mereka bertiga bicara asal-asalan dan tidak sadar dengan apa yang mereka ucapkan akibat serangan demam tinggi.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana telah Engkau jadikan kami mencintai Makkah, atau kokohkanlah rasa cinta kami kepada Madinah. Berilah kami keberkahan di mud, dan sha’ Madinah (yakni makanannya). Alihkan serangan wabahnya ini ke Mahyaa’h.” (Mahyaa’h adalah Al-Juhfah). []
Sumber: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media