JAKARTA—Generasi millenial saat ini lahir ditengah kondisi perkembangan dunia digital yang sangat pesat. Tak pelak hal ini bisa menjadi tren yang baik namun juga bisa menjad boomerang jika tidak bijak menyikapinya terlebih dengan hadirnya media sosial saat ini yang tengah menjangkit kalangan anak muda.
Dibutuhkan partisipasi dari seluruh stakeholders khususnya generasi muda itu sendiri untuk memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Oleh karena itu, Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) bersama Karang Taruna Kelurahan Pasar Minggu dan Yayasan Dinamika Jakarta menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan pemuda dalam bentuk pelatihan membuat video dan media sosial bertajuk Video Course for Islamic Generation (Vision) di Aula Kantor Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad, (11/03).
“Kegiatan ini diharapkan dapat mempersiapkan anak muda usia 16-28 tahun untuk siap menjadikan teknologi informasi sebagai fasilitas berkreasi yang produktif, bukan hanya sebagai tempat mencari hiburan, apalagi menghamburkan uang. Sehingga usai mengikuti pelatihan, para peserta pelatihan dapat membuat video pendek dengan konten positif dan bermanfaat,” tutur Ketua Dewan Pembina Yayasan Dinamika Jakarta, Dedi Supriadi.
Sementara itu Ketua Divisi Dakwah Digital MTT, Rifki Sya’bani mengatakan, fenomena hoax dan ujaran kebencian yang saat ini marak beredar di media sosial dapat kita lawan salah satunya dengan kemampuan kita mengelola konten digital yang baik.
“Digital literasi menjadi salah satu tulang punggung bagaimana kita menguasai dunia sesuai dengan eranya. Hadirnya teman-teman disini semoga menjadi oase bagi kedahagaan ummat akan konten-konten yang positif terutama dengan memproduksi konten audio-visual yang mencerahkan serta menginspirasi ummat,” ujarnya.
Shortcourse membuat Video Blog ini akan dilaksanakan selama 5 kali di lokasi yang berbeda di wilayah DKI Jakarta selama bulan Maret. Selain itu, pelatihan ini dibimbing langsung oleh instruktur profesional dan berpengalaman di bidang videografi dan media sosial seperti Viandi, ex. Broadcaster ANTV dan Trans TV; Dedi Supriadi, Konsultan PR; dan Andi Abidin, Videografi Trainer. Metodologi pembelajaran yang digunakan meliputi 25% teori dan 75% praktik.
Respon positif pun diungkapkan peserta pelatihan, Rida. Dengan semangat Rida menuturkan alasannya mengikuti pelatihan ini.
“Pengen fokus di dunia videografi untuk mengembangkan keratifitas saya, makanya pengen tau tata cara pembuatan video. Semoga usai ikut acara ini bisa jadi videographer handal dan dikenal banyak orang,” pungkasnya.
Lebih lanjut Rifki mengungkapkan, teman-teman yang berkesempatan menimba ilmu, pengalaman, dan ketrampilan membuat video dari fasilitator dan trainer-trainner senior ini benar-benar bisa memanfaatkannya secara baik.
“Ekosistem digital yang luar biasa dengan ditandai berbagai kanal digital, aplikasi, dan konten yang beragam ini harus dapat kita manfaatkan untuk menyebarkan informasi yan baik dan benar, menyiarkan nilai-nilai dakwah serta inspirasi dalam melakukan perbaikan dan rekonstruksi peradaban Islam yang lebih baik sesuai dengan zamannya.” []