AL-ALA’ bin Muhammad Ats-Tsaqafi berkisah, suatu ketika kami bersama Rasulullah ﷺ di Tabuk, matahari terbit dan bersinar sangat terang, tidak seperti biasanya.
Lalu, Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ , dan beliau bertanya, “Wahai Jibril, ada apa gerangan, mengapa matahari pagi ini terbit dan bersinar sangat terang, tidak seperti biasanya?”
Jibril menjawab, “Hal ini disebabkan telah wafat Muawiyah bin Muawiyah Al-Laitsi di Madinah, dimana Allah telah mengutus 70.000 malaikat untuk menshalatkannya.”
Rasulullah ﷺ bertanya, “Mengapa demikian?”
Jibril menjawab, “Karena ia selalu membaca Al-Ikhlas, baik siang maupun malam, ketika duduk maupun berjalan. Sudikah engkau, bumi ini aku lipat agar engkau dapat menshalatkannya?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Iya”. Lalu beliau menshalatkannya. []
Sumber: Mushthafa Murad, 1.000 mukjizat Rasulullah ﷺ , Pustaka Azzam
Keutamaan Surat Al-Ikhlas
Hadits #1010
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدِ الخُدْرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ فِي : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } : (( وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ )) .
وَفِي رِوَايَةٍ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ لِأَصْحَابِهِ : (( أَيَعْجِزُ أحَدُكُمْ أنْ يَقْرَأَ بِثُلُثِ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ )) فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ ، وَقَالُوا : أيُّنَا يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رسولَ الله ؟ فَقَالَ : (( { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ } : ثُلُثُ الْقُرْآنِ )) رواه البخاري .
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang surah Qul Huwallahu Ahad (surah Al-Ikhlas), “Demi diriku yang ada pada tangan-Nya, sesungguhnya surah tersebut sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”
Sedangkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya, “Apakah salah seorang di antara kalian merasa lemah membaca sepertiga Al-Qur’an pada satu malam?” Maka itu berat bagi mereka, dan mereka berkata, “Siapakah di antara kami yang sanggup melakukan itu, wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Qul huwallahu ahad adalah sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5051]
Faedah hadits
Surah Al-Ikhlas adalah sepertiga Al-Qur’an. Ini menunjukkan keutamaan dari surah tersebut.
Surah Al-Ikhlas itu dinilai sebagai sepertiga Al-Qur’an ditinjau dari maknanya. Karena Al-Qur’an itu terdiri dari hukum, berita, dan tauhid. Surah Al-Ikhlas berisi pembahasan tauhid.
BACA JUGA: Keutamaan Surat Al-Ikhlas dan Waktu Terbaik Membacanya
Hendaklah seorang pengajar mengajukan persoalan pada murid-muridnya. Ini salah satu metode dalam mengajar.
Boleh menggunakan lafaz yang tidak terbayang dalam benak. Karena kalau disebut sepertiga Al-Qur’an berarti membaca yang tertulis sebanyak sepertiga. Namun, yang dimaksud adalah secara makna, bukan dari sisi yang tertulis. []
Referensi: Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:236-237.
Hadits #1011
وَعَنْهُ : أنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ : (( قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ )) يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أصْبَحَ جَاءَ إِلَىرَسُولِ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَانَ الرَّجُلُ يَتَقَالُّهَا ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ )) رَوَاهُالبُخَارِيُّ .
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ada seseorang mendengar seorang lelaki membaca Qul huwallahu ahad dengan terus mengulang-ulangnya. Maka ketika waktu Shubuh tiba, ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyebutkan tentang hal itu kepada beliau. Seolah orang itu menganggap kecil hal tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya itu sama dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5013]
Hadits #1012
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ في : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } (( إنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ )) رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang surah Qul Huwallahu Ahad, “Sesungguhnya ia sama dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 812]
Hadits #1013
وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنِّي أُحِبُّ هذِهِ السُّورَةَ : { قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ } قَالَ : (( إنَّ حُبَّهَا أدْخَلَكَ الجَنَّةَ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ )) . وَرَوَاهُ البُخَارِيَّ فِي صَحِيحِهِ تَعْلِيْقاً .
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, “Ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai surah ini: Qul huwallahu ahad.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dengan mencintainya akan memasukkanmu ke dalam surga.” (HR. Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan. Bukhari meriwayatkan di dalam kitab sahihnya secara mu’allaq, tidak disebutkan sanadnya). [HR. Tirmidzi, no. 2901 dan Bukhari, no. 773. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih].
Faedah hadits
Boleh membaca satu surah dan terus mengulanginya.
Anggapan syariat berbeda dengan anggapan ‘urfi (pandangan manusia). Karena manusia bisa menganggap surah Al-Ikhlas itu remeh, tetapi syariat menganggap surah Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Al-Qur’an.
Jika ada yang dibingungkan dalam suatu perkara, hendaklah bertanya kepada orang yang berilmu.
BACA JUGA: Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas ketika Tahajud
Penetapan keutamaan surah Al-Ikhlas dan ia sama dengan sepertiga Al-Qur’an.
Boleh membaca satu surah dalam setiap rakaat. Karena sahabat yang diceritakan dalam hadits no. 1013 membaca surah Al-Ikhlas dalam setiap rakaat.
Boleh membaca dua surah bakda surah Al-Fatihah dalam satu rakaat. Karena setelah surah Al-Fatihah, sahabat yang diceritakan ini membaca surah Al-Ikhlas lalu surah lainnya.
Surah Al-Ikhlas mengantarkan yang membacanya masuk surga. []
Referensi: Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:237-238.
RUMAYSHO