IALAH Sa’ad bin Mu’adz yang telah memeluk Islam, memikul tanggung jawab dengan keberanian dan kebesaran.
Sampai akhirnya musibah tentang kematiannya membuat kaum Muslmin merasa kehilangan. Tetapi luka mereka terobati ketika Nabi SAW bersabda, “Sungguh, ‘Arasy Tuhan yang Rahman bergetar dengan berpulangnya Sa’ad bin Mu’adz.”
BACA JUGA: Inilah Cinta seperti Para Sahabat
Itu terucap dari bibir Nabi disebabkan saat Sa’ad menderita dan sakit parah, ia menjenguk bahkan meraih kepalanya dan menaruhnya ke atas pangkuan Nabi SAW.
Lalu ia berdo’a kepada Allah, “Ya Allah, Sa’ad telah berjihad di jalanmu. Ia telah membenarkan Rasul-Mu dan telah memenuhi kewajibannya. Maka terimalah ruhnya dengan sebaik-baiknya cara engkau menerima ruh. . . !”
BACA JUGA: Tiga Generasi dari Keluarganya Merupakan Sahabat Nabi
Ternyata kata-kata yang dipanjatkan Nabi telah membuat kesejukan dan perasaannya tentram. Bahkan Abu Sa’id Al-khudri berkata, “Saya adalah salah seorang yang menggali makam untuk Sa’ad. . . Dan setiap kami menggali satu lapisan tanah, tercium oleh kami wangi kesturi, hingga sampai ke liang lahat.” []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah/Pengarang: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro. Edisi/ Cet ke, : Cet 20. Tahun Terbit: 2006