SIAPAPUN bisa berprestasi jika gigih dan berusaha mendapatkannya. Prestasi seseorang tak ditentukan dari keturunan atau status sosialnya. Seperti mahasiswi ITB ini. Meski berasal dari keluarga sederhana, tetapi dia mampu menyabet IPK 4 di kampusnya.
Herayati, seorang gadis asal Cilegon ini adalah Mahasiswi FMIPA ITB. Ia mendapat Index Prestasi Kumulatif (IPK) 4 di Kampusnya. Ayahnya, Muhammad Sawiri sehari-hari bekerja sebagai tukang becak.
“Sehari-hari saya tukang becak, narik di lingkungan rumah sakit Krakatau Medika. Sehari-hari narik di situ,” kata Sawiri di Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten Ahad (12/2/2017) seperti disitat dari detik.
Sawiri mengatakan, sejak dulu anaknya gemar sekali belajar matematika. Saat masih Sekolah Dasar (SD), Herayati pernah bertanya kepada ayahnya tentang kunci mempelajari ilmu hitungan ini.
“Hera nggak maluan. Awalnya nanya Pak matematika caranya gimana? Saya jawab, Nong kalau matematika kuncinya di perkalian,” kata Sawiri bercerita.
Sawiri mengatakan, setelah menguasai perkalian, prestasi Herayati semakin berkembang. Herayati dengan mudah mengerjakan soal perkalian, pembagian dan pengurangan.
“Dari kecil hobinya matematika. Sekarang jurusan Kimia ambilnya. Sudah dua tahun setengah,” katanya.
Dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pulomerak menurut Sawiri, anaknya pun tidak pernah lepas dari prestasi. Hera, begitu biasa dipanggil, selalu mendapatkan peringkat pertama.
“Pernah ditanya sama wali kota mau sekolah di mana. Katanya mau ke ITB. Alhamdulillah sekarang di sana,” katanya.
Menurut Sawiri, Herawati adalah anak terakhir dari empat saudara. Sewaktu Hera masih bayi, ia mengaku sudah bekerja sebagai tukang becak di lingkungan rumah sakit Krakatau Medika, Cilegon.
Keluarga di rumah menurutnya mendukung penuh pendidikan yang ditempuh oleh Hera. Apalagi, selama di ITB anaknya tersebut mendapatkan beasiswa dari pihak kampus.
“Ya Alhamdulillah. Kemarin waktu pulang Hera juga cerita dapat nilai katanya. Kita mah berdoa aja,” kata Sawiri. []