MASIH banyak orangtua yang beranggapan kalau kualitas pendidikan anak-anak berada sepenuhnya di tangan para guru. Seperti peringkatnya di sekolah, pemahamannya akan materi pelajaran atau cara berpikirnya.
Padahal, untuk anak bisa mendapatkan pendidikan yang mumpuni, perlu kerja sama yang solid antara orangtua, guru dan lingkungan di sekitarnya. Jika ayah dan bunda hanya mengandalkan pendidikan di sekolah, anak hanya akan mendapatkan angka dan materi saja.
BACA JUGA: 4 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
Padahal pendidikan yang ideal adalah yang menyeluruh. Untuk itu, sekolah yang ideal adalah yang melibatkan secara aktif peran orangtua murid untuk bersama-sama mendidik anak. Jangan sampai jadi orangtua yang tak bisa diajak kerja sama oleh guru dan sekolah. Ada tipe-tipe orangtua yang kerap bikin galau para guru karena sikapnya. Seperti apa? Yuk, cari tahu.
Jangan jadi Orangtua yang ‘melangkahi’ wali kelas
Beberapa guru juga kerap kewalahan menghadapi orangtua ini. Biasanya ada masalah di kelas, tapi laporan langsung ke kepala sekolah dan membuat masalah jadi kian pelik. Wali kelas adalah yang berinteraksi dengan anak setiap hari. Jika ada masalah muncul, sebaiknya konsultasikan dulu dengan wali kelas. Bila tak mendapat solusi, baru bisa membicarakannya dengan komite sekolah atau kepala sekolah.
Jangan jadi Orangtua yang tak pernah muncul
Sekolah biasanya mengundang pertemuan antara pihak sekolah dan wali murid, ini untuk saling mengenal dan menyatukan visi misi pendidikan anak. Usahakan untuk datang, mengenal wali kelas anak, kepala sekolah, guru-guru, penjaga sekolah yang setiap hari membantu kita menjaga buah hati saat di sekolah.
Sayangnya, banyak orangtua yang tidak menganggap penting hal tersebut. Tak pernah muncul, bahkan saat pembagian raport. Padahal komunikasi yang baik dengan pihak sekolah sangat penting bagi perkembangan dan pendidikan anak. Bangunlah interaksi dan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah.
Jangan jadi Orangtua yang selalu ingin anaknya dapat perlakuan khusus
Setiap orangtua pasti menganggap anaknya spesial, tapi saat di sekolah, anak harus menjalani aturan yang ada. Datang tak boleh terlambat, wajib menyelesaikan tugas dan mengikuti prosedur kelas.
Jangan jadi orangtua yang selalu meminta pemakluman saat anak melakukan kesalahan. Menganggap kalau segala kesalahan anak bisa diselesaikan dengan mudah. Hal ini tentunya sangat menjengkelkan bagi guru terutama wali kelasnya. Jadi, biarkan anak belajar dari kesalahan, mendapat konsekuensi, karena itu akan jadi pembeljaran baginya.
BACA JUGA: Perhatikan 7 Adab kepada Orangtua Ini, Menurut Imam Al Ghazali
Jangan jadi Orangtua yang sangat berorientasi nilai
Banyak orangtua yang menganggap kalau nilai dan ranking adalah patokan utama keberhasilan anak. Tak melihat apa yang disukai dan membebani anak. Mereka pun mendesak gurunya untuk memberi les tambahan atau mendaftarkan privat khusus agar nilai anak jadi yang terbaik.
Ingat, tiap anak memiliki keistimewaan masing-masing. Jangan membebaninya dengan angka dan nilai. Cari kesukaan anak dan lebih baik fokus di hal tersebut untuk mengoptimalkan potensinya. []
SUMBER: PARENTS