WAHAI para suami, apa yang memberatkanmu—wahai hamba Allah—untuk tersenyum di hadapan istrimu ketika masuk menemuinya, agar engkau memperoleh pahala dari Allah Ta’ala?
Apa yang membebanimu untuk bermuka cerah ketika melihat istri dan anak-anakmu, padahal engkau akan mendapatkan pahala karenanya?
BACA JUGA: Ini 10 Sikap Suami Durhaka pada Istri
Apa sulitnya apabila engkau masuk ke rumah sambil mengucapkan salam secara sempurna: “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” agar engkau memperoleh tiga puluh kebaikan?
Wahai para suami,
Apakah yang menyusahkanmu jika engkau berkata kepada istrimu dengan perkataan yang baik, sehingga dia meridhaimu, sekalipun dalam perkataanmu tersebut agak sedikit dipaksakan?
Apakah menyusahkanmu—wahai hamba Allah—jika engkau berdo’a: “Ya Allah. Perbaikilah istriku, dan curahkan keberkahan padanya?”
Wahai para suami,
Tahukah engkau bahwa ucapan yang lembut merupakan sedekah?
Apa yang memberatkanmu untuk membawa hadiah (oleh-oleh) untuk istri dan anak-anakmu ketika engkau pulang dari safar?
Wahai para suami,
Luangkan waktumu untuk menemani istrimu membaca al-Qur-an, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan mendatangi majlis ta’lim (majelis ilmu) yang mengajarkan al-Qur-an dan as-Sunnah menurut pemahaman para Sahabat.
BACA JUGA: Teruntuk para Suami, Resapilah Nasihat Ini
Wahai para suami,
Tahukah engkau wahai hamba Allah, bahwa jima’ (bersetubuh) akan mendatangkan ganjaran dari Allah? Bahkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(( مِنْ أَمَاثِلِ أَعْمَالِكُمْ إِتْيَانُ الْحَلَالِ – يَعْنِى النِّسَاءَ. ))
“Di antara amal perbuatan kalian yang paling utama adalah mendatangi (bersetubuh) yang halal, yaitu dengan istri-istri kalian.”
[Hadits shahih: diriwayatkan oleh Ahmad (IV/231), Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’ (II/26, no. 1391), dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (XXII, no. 848). Lihat: Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 441)]. []
SUMBER: PUSTAKA IMAM SYAFII