TANYA: Apakah wajib sarapan sebelum berangkat shalat idul fitri?
JAWAB: Ibnu Muhallab mengatakan, “Dianjurkan untuk makan sebelum berangkat ke lapangan untuk shalat idul fitri – allahu a’lam – agar menghilangkan perasaan bahwa puasa masih wajib pada saat idul fitri sampai dilaksanakannya shalat id. Sehingga dikhawatirkan menjadi celah menambah batasan yang Allah tetapkan. Sehingga perasaan itu dihilangkan dengan makan.” (Syarh Shahih Bukhari, Ibnu Batthal, 4/173)
Karena alasan inilah, dulu para tabiin diperintahkan untuk sarapan sebelum berangkat shalat id. Bahkan Ibnu Batthal menyebutkan, bahwa mereka diperintahkan untuk makan ketika di jalan ketika berangkat shalat idul fitri.
BACA: Di 8 Tempat Ini, Shalat Dilarang
Dari Said bin Musayib – ulama tabiin –, beliau mengatakan, “Bahwa masyarakat dulu diperintahkan untuk sarapan ketika idul fitri, sebelum berangkat ke lapangan.” (al-Muwatha’, Malik, no. 616)
Yang benar, perintah di sini tidak menunjukkan wajib. Namun hanya anjuran yang ditekankan.
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa beliau pernah berangkat shalat idul fitri dan belum sarapan sama sekali.
Ibnul Mundzir mengatakan, “Yang menjadi pendapat mayoritas, bahwa sarapan sebelum shalat sifatnya anjuran.” (Syarh Shahih Bukhari, Ibnu Batthal, 4/173)
Mengamalkan sunah memiliki cita rasa tersendiri. Bagi anda yang sangat cinta sunah, anda bisa ketagihan untuk selalu mengamalkan sunah setiap kali mendapatkan dalil yang shahih.
Untuk menumbuhkan semangat menjalankan sunah, Imam Sufyan at-Tsauri – gurunya Abu Hanifah – pernah mengatakan, “Jika kamu bisa tidak akan menggaruk kepala kecuali jika ada dalilnya, maka lakukanlah.” (al-Jami’ li Akhlak ar-Rawi, no. 179)
Mengingat dalam keseharian kita, banyak kegiatan yang sebenarnya itu ada dalilnya dari sunah, namun kita kurang menyadari. Makan dengan tangan kanan, baca basmalah, memakai sandal dengan mendahulukan yang kanan, dst. merupakan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sayang sekali, kita melakukannya namun tanpa ada semangat mengamalkan sunah, karena tidak tahu dalilnya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bernagkat ke lapangan pada hari raya Idul fitri hingga makan beberapa biji kurma.” (HR. Ahmad 12268, Bukhari 953, dan yang lainnya).
Dalam riwayat Ahmad terdapat tambahan keterangan, “Anas bin Malik memiliki kebiasaan sebelum berangkat, beliau makan 3 biji kurma. Jika nambah, beliau makan 5 biji. Jika nambah, beliau makan dengan bilangan ganjil.” (HR. Ahmad 13426).
Berdasarkan riwayat Anas di atas, Dianjurkan makan kurma sebelum berangkat shalat id.
Dianjurkan agar bilangan kurma yang dimakan, jumlahnya ganjil. Bisa 3 biji, 5 biji, dst. dengan jumlah ganjil.
BACA JUGA: Ini Tips Sehat Konsumsi Daging di Hari Raya
Diantara hikmah mengapa dianjurkan ganjil, kita simak keterangan Ibnu Batthal ketika menjelaskan hadis Anas di atas,
Dibuat ganjil agar mengingatkan keesaan Allah. Demikian pula yang dilakukan pada semua aktivitas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang berbilang). (Syarh Shahih Bukhari, Ibnu Batthal, 4/173). Allahu a’lam. []