JAKARTA–Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid mengimbau semua elite partai politik tidak menyinggung isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA di Pemilu 2019 karena berpotensi memecah belah bangsa.
“Politisasi SARA dampaknya sangat berbahaya karena dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Zainut, Selasa (18/12/2018).
BACA JUGA: Istri Opick: Poligami Itu Berat, oleh Sebab Itu Ganjarannya Surga
Zainut juga mengomentari soal isu poligami yang kini ramai dibicarakan setelah Ketua Umum PSI Grace Natalie menolak poligami. Dia menganggap poligami sebagai salah satu sumber ketidakadilan bagi perempuan.
“Isu poligami, misalnya, meskipun hal itu merupakan fenomena sosial, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa masalah tersebut bersentuhan dengan keyakinan dan syariat agama Islam. Ketika hal itu dieksploitasi untuk kepentingan politik, maka dipastikan menimbulkan ketersinggungan dan melukai perasaan umat Islam karena meyakini dan mengimani bahwa poligami itu adalah salah satu syariat yang terdapat di dalam ajaran Islam,” jelas Zainut.
BACA JUGA: Gerindra Sarankan PSI Angkat Isu Prostitusi daripada Meributkan Poligami
MUI mengajak semua pihak, khususnya para elite politik, menghindari politik fitnah, kampanye berbau SARA, dan ujaran kebencian. Menurut Zainut, hal itu bisa merusak peradaban, menghambat konsolidasi demokrasi, serta menghancurkan sendi-sendi kebinekaan dan kerukunan bangsa.
“Kepada KPU dan Bawaslu diminta untuk bertindak tegas kepada para peserta pemilu yang melakukan politik SARA sehingga pemilu berjalan dengan damai, bersih, dan dan aman,” pungkas Zainut. []
SUMBER: DETIK