TEL AVIV— Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely mengatakan pihaknya optimis terkait 10 negara yang menolak Resolusi DK PBB akan mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota dan akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan Guatemala yang akan memindahkan kedutaan negaranya ke Yerusalem.
Negara Amerika Tengah itu, bersama enam negara lainnya, memilih berada dalam satu gerbong dengan AS dan Israel dalam sidang Majelis Umum PBB terkait status Yerusalem.
Hotodely tidak menyebutkan salah satu dari 10 negara tersebut memiliki tradisi Kristen yang kuat seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (26/12/2017) kemarin.
Filipina, Republik Ceko dan Rumania tidak hadir saat voting pekan lalu, namun telah menunjukkan kemungkinan bergabung dengan Guatemala dan AS, dengan Presiden Ceko Milos Zeman mendukung kepindahan tersebut ke Yerusalem.
Namun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini kemudian mengatakan bahwa menteri luar negeri Ceko telah berjanji untuk tidak memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem dimana Uni Eropa menganggap Ibu Kota sebagai negara Palestina masa depan.
Dunia global dan regional sendiri terlah berulang kali memperingatkan Presiden AS Donald Trump terkait pengumuman Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada 6 Desember lalu
Setelah pengumuman tersebut, demonstrasi anti-Israel dan anti-Amerika secara besar-besaran meletus di seluruh dunia Muslim. Bentrokan yang paling parah terjadi di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza. []