KAPAN sebenarnya waktu mengucapkan Subhanallah?
Ada hal yang barangkali kita lupakan ketika melihat kemungkaran, baik kemungkaran tersebut berupa ungkapan maupun perbuatan, yaitu mengucapkan tasbih. Sebuah kemungkaran, baik perkataan maupun perbuatan, dimaknai sebagai hal-hal yang bertentangan dengan syariat atau hal-hal lain yang mengganggu orang-orang beriman.
Waktu Mengucapkan Subhanallah, Saat Terjadi Kemunkaran
Ada banyak dalil yang diungkapkan para ulama tentang ucapan tasbih ketika terjadinya kemunkaran. Allah berfirman: “Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.“ (QS An-Nur: 16)
Al-Baghawiy dalam tafsirnya menyebutkan: “Bahwa lafadz ‘subhaanaka’ dalam ayat bermakna ‘ta’ajjub’/heran.”
BACA JUGA: Mimpi 1000, Dapet 3000, Subhanallah!
Imam Al-hafizh Ibnu Katsir menuturkan: “Yaitu Maha Suci Allah ketika ungkapan (dusta) ditujukan kepada Istri Rasulullah SAW sekaligus istri dari kekasih Allah.”
Jauh sebelum ayat itu turun, ketika mendengar gosip dan kedustaan yang dipublikasikan oleh ahlul ifki saat itu, Aisyah pun bertasbih sambil menuturkan: “Subhaanallah, orang-orang telah membicarakan ini?”
Waktu Mengucapkan Subhanallah, Jika Ada Kedustaan yang Besar
Ketika mendengar kedustaan ini, para sahabat juga bertasbih kepada Allah. Mereka bertutur: “Subhaanallah, tidak pantas bagi kami membicarakan ini. Ini adalah kedustaan yang besar.”
BACA JUGA: Membully dan Nahi Munkar, Apa Bedanya?
Ungkapan para sahabat ini menegaskan bahwa ungkapan “subhaanallah” adalah sebagai pelajaran bagi kaum muslimin untuk memuliakan, memuji dan mengagungkan Allah ketika mendengar ungkapan mungkar lagi dusta tentang kaum muslimin lainnya.
Waktu Mengucapkan Subhanallah, Faidahnya
Para ulama, dari hadits ‘Aisyah tentang kisah al-Ifk, menyebutkan salah satu faidah bahwa disyari’atkan mengucapkan tasbih ketika ta’ajjub/heran terhadap terjadinya kemungkaran atau mendengar hal-hal yang dusta.
SUMBER : MUSLIM.OR.ID | REDAKTUR: LARAS SETIANI