Sebuah kisah nyata yang menginspirasi sekaligus memilukan ini telah diunggah oleh salah satu akun Facebook bernama Zarina Abdullah yang berasal dari Bukit Rangin, Kuantan, Pahang.
Dalam akun tersebut ia mengisahkan bertemu dengan seorang anak berumur 14 tahun yg sehari-hari menjual bubur bersama adiknya di pinggir sebuah jalan menuju tempat anak Zarina kursus.
Remaja yang terlihat kurus tersebut tampak duduk memeluk lututnya dengan keranjang dan tas di sampingnya. Rasa penasaran Zarina untuk mengetahui kenapa anak-anak tersebut masih di pinggir jalan meski sudah larut malam pun coba ditahannya. Ini karena Zarina harus segera mengantarkan anaknya ke tempat kursus.
Ketika ia pulang bersama anaknya dari kursus dan jam hampir menunjukkan pukul 8 malam, ternyata kedua anak tersebut masih menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Rasa iba dan penasaran akhirnya membuat Zarina memberanikan diri bertanya kepada kedua anak tersebut.
Anak yang paling besar bernama Baharudin dan ia setiap hari berjualan di jalan tersebut. Akan tetapi Zarina mengaku heran mengapa ia dan adiknya mau berdagang hingga larut malam. Dengan suara yang lirih, Baharudin berkata, “Belum banyak yang laku dan saya sudah tidak kuat lagi. Kepala saya pusing sejak pulang sekolah jam 2 siang tadi untuk langsung berjualan bubur.”
Zarina pun membeli satu bungkus bubur kacang hijau, bubur biji nangka, kolak pisang dan bubur ketan hitam. Ia kemudian menelepon beberapa orang sahabat dan tetangganya untuk membeli dagangan Baharudin. Tak lama kemudian teman dan tetangga Zarina pun datang untuk membeli bubur dagangan Baharudin.
Karena merasa kasihan dengan kondisi Baharudin yang tampak lemah, Zarina pun mengantarkan Baharudin dan adiknya dengan menggunakan mobil. Sempat terdengar petikan ucapan Baharudin kepada adiknya, “Jika terus laku seperti ini, kita bisa sedekah ke masjid yah, Dik.”
Sungguh ucapan dari Baharudin membuat Zarina merasakan kesedihan yg mendalam karena masih ada orang yang hidupnya kekurangan tapi ingat untuk beramal. Sementara banyak orang yg diberi kelimpahan rezeki lupa untuk beramal. []
(kabarmakkah)