WASHINGTON— Wakil Menteri Luar Negeri untuk Diplomasi Publik Amerika Serikat (AS), Steven Goldstein, menanggapi hal terkait rencana pemindahan Kedutaan Besar (Kedubes) AS ke Yerusalem.
“Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk memindahkan kedutaan besar (kedubes)-nya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018,” ujar Goldstein pada Jum’at (23/02/2018) kemarin.
Tanggal pemindahan itu dikenal sebagai Hari Kemerdekaan Israel atau Naqba yang menjadi bencana bagi orang-orang Palestina.
Menurut Goldstein, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada Kamis malam menyetujui rencana pemindahan tersebut. ”Kami melihat itu sebagai tanggal yang mungkin, tapi keamanan marinir serta orang lain yang berkunjung dan bekerja di sana adalah yang utama,” kata Goldstein.
Dalam perencanaan itu, Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, akan memindahkan kantor dan staf kecil yang terdiri dari empat hingga lima orang ke sebuah bangunan yang dikenal sebagai The Diplomat Hotel.
Gedung kedubes AS yang saat ini berada di Tel Aviv akan berganti nama menjadi konsulat AS, dan akan terus menampung sebagian besar staf diplomatik AS di Israel.
Jika terealisasi, pemindahan kedutaan AS itu akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pengumuman tersebut dikeluarkan sehari setelah Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan kepada audien di University of Chicago’s Institute of Politics bahwa rencana Trump untuk perdamaian Israel-Palestina sudah dekat.
”Mereka datang dengan sebuah rencana, tidak akan dicintai oleh kedua belah pihak, dan tidak akan dibenci oleh kedua belah pihak, dan saya pikir mereka menyelesaikannya.” ujar Halley.
Yerusalem telah menjadi kota yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem adalah miliknya. Sedangkan Palestina sudah lama mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka. []
SUMBER: USA TODAY