TANYA: Saya mengalami problem sehingga haid saya datang dua kali dalam sebulan. Setiap kali berlangsung selama 7-10 hari. Bagaimana saya shalat?
JAWAB: Hukum itu terkait dengan illatnya (sebabnya), ada atau tidaknya. Jika haid yang telah dikenal sifat dan warnanya itu datang, maka seorang wanita harus mentaati ketentuannya; Diharamkan baginya shalat dan jimak, bahkan walaupun kedatangannya berulang lebih dari sekali dalam sebulan. Bahkan seandainya masanya melebihi kebiasaannya dalam setiap bulan.
BACA JUGA: Beda Haid dan Istihadah
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang wanita yang kedatangan haid kemudian suci lalu dia mandi. Setelah sembilan hari berselang, datang lagi haid selama 3 hari, dia tidak shalat dan berpuasa. Kemudian dia suci, lalu dia shalat selama 11 hari. Kemudian setealah itu datang haid sebagaimana biasanya. Apakah dia harus mengulangi shalat yang dia tinggalkan selama tiga hari tersebut ataukah dia menganggapnya sebagai haid?
BACA JUGA: Jima Sebelum Mandi Wajib Haid, Apa Hukumnya?
Beliau menjawab, “Haid kapan saja datang, maka ia adalah haid, apakah masa antara haid yang satu dengan lainnya, lama atau sebentar. Jika seseorang haid, lalu suci, kemudian setelah 5-6 hari atau 10 hari datang haid lagi kedua kalinya, maka dia tidak boleh shalat, karena ketika itu dia sedang haid. Demikian seterusnya. Setiap dia suci, lalu datang haid, maka dia wajib tidak shalat dan puasa. Adapun jika darahnya keluar terus menerus, atau tidak terputus-putus kecuali sedikit saja, maka ketika itu dia terkena istihadhah. Ketika itu dia tidak boleh meninggalkan shalat kecuali pada waktu kebiasaan haidnya saja.
(Majmu Fatawa Syekh Ibnu Utsaimin, 11/soal 230)
Wallahua’lam. []
SUMBER: ISLAMQA