Sebagaimana yang kita ketahui bahwa berzina dan membunuh adalah dosa besar. Namun sebesar apa pun dosa yang dilakukan seorang hamba, apabila taubat dilakukannya sebelum nyawa sampai dikerongkongan dan Allah meridhoinya, maka dosa tersebut akan diampuni.
Pada zaman Rosulullah Saw ada seorang perempuan pezina dan pembunuh. sebagai mana diceritakan oleh Abu Hurairah r.a.
“Pada suatu malam selepas salat isya berjamaah bersama Rasulullah Saw. Aku keluar mencari angin. Di tengah jalan aku melihat seorang wanita bercadar sedang berdiri. Ia lalu menyapaku.
“Wahai Abu Hurairah aku telah melakukan dosa besar. Apakah aku masih bisa bertaubat?”
Aku kemudian bertanya, “Dosa apa yang pernah kamu lakukan?”
BACA JUGA: Peramal yang Diusir Rasulullah
Perempuan itu pun menjawab. “Aku telah berzina dan membunuh anak hasil dari perzinaanku!”
Mendengarnya Abu Hurairah sangat marah dan memekiknya “Celakalah engkau yang telah membinasakan anakmu. Demi Allah, taubatmu tidak akan diterima.”
Setelah mendengar perkataan Abu Hurairah, perempuan itu menjerit dan jatuh pingsan.
Melihat kesengsaraan perempuan itu Abu Hurairah menyesal. Abu Hurairah merasa lancang telah berfatwa sebelum bertanya kepada Rasulullah, padahal beliau ada disekitar mereka.
Keesokan harinya, Abu Hurairah menemui Rosulullah dan melaporkan kejadian semalam. “Ya Rosulullah, semalam ada seorang perempuan meminta fatwa kepadaku tentang masalah ini!” Kemudian Abu Hurairah menceritakan semuanya.
Mendengar cerita itu Rasulullah berkata, “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’u. Demi Allah, engkau telah celaka dan mencelakakan orang lain. Bagaimana pendapatmu tentang ayat ini,
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allahdengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia akan mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Furqaan: 68-70)
BACA JUGA: Doa saat Banjir yang Diajarkan Rasulullah
Setelah mendengar fatwa Rasulullah, Abu Hurairah berlari menuju kota Madinah dan mencari perempuan itu. Hingga akhirnya ia menemukan perempuan itu di suatu tempat. Segera ia mengabari fatwa Rasulullah padanya. Mendengar itu, perempuan terebut berteriak girang. Ia berjanji untuk menyedekahkan sebidang kebun miliknya sebagai pertanda taubatnya.
Wanita pezina dan pembunuh itu pun bertaubat dengan sungguh-sungguh. Ia beribadah dan tak henti memohon ampun atas dosa-dosanya. Hingga akhirnya ajal pun menjemput wanita tersebut. []
Sumber : Dahsyatnya Tubat,Isnaeni Fuad, Gema Insani : Jakarta, 2008