Oleh: Yulis Setyowati
Full time Mom
WANITA hebat dan kuat itu bukan hanya berarti dia yang mampu mengangkat beban bermassa berat. Berkilo-kilo dan berton-ton. Tak kan kuat. Hebat dan kuatnya seorang wanita tidak hanya ditimbang dari sisi kekuatan fisik semata. Dari sisi itu biasanya wanita lemah. Tapi di balik kelemahannya, makhluk yang satu ini mempunyai segudang kehebatan. Iyyaa……wanita itu hebat. Bukan masalah beban berat yang harus diangkat, tapi berat tanggung jawab yang diembannya. Bagaimana tidak?
Wanita dalam satu waktu dia berperan ganda. Dia sebagai ibu, dia sebagai istri dan pada saat yang sama dia sebagai seorang hamba-Nya. Peran ini tidak akan bisa ditukar dengan siapapun.
Wanita sebagai Ibu
Sebagai ibu, dialah wanita yang mendidik anak-anaknya mulai dalam kandungan. Ibulah yang menanamkan tauhid kepada anaknya. Ibu adalah madrasatul ula. Dia adalah sekolah pertama bagi anaknya. Bahkan bahasa pertama anak adalah bahasa ibu. Dia adalah cermin datar yang mampu membentuk bayangan. Dimana bayangan yang terbentuk sama maya, tegak, sama besar persis dengan bendanya).
Peluknya mampu menghentikan tangis buah hatinya. Nasihatnya merupakan mantra ajaib yang mampu menyihir mereka. Senyumnya mampu mengubah suasana. Ibu benar-benar multitalenta. Lantunan doa lirih yang selalu keluar dari bibirnya menjadi sebuah kata-kata mustajabah.
Di saat pagi hari, dia adalah seorang Master Chef Profesional yang mampu menyajikan menu-menu lezat di atas meja. Dia juga seorang Gojek handal bagi anak-anaknya yang setiap hari harus melawan tamparan debu-debu nakal dan bisingnya kendaraan di jalanan. Dia menjadi guru sekolah dan guru mengaji yang telah mengajarkan membaca, manulis, berhitung serta mengenalkan a ba ta. Di sela kesibukannya, setiap hari dia juga merangkap perannya sebagai seorang Design Interior. Indahnya rumah, nyamannya rumah bagi keluarga adalah hasil desainnya. Setiap ayunan sapu dari tangan lembutnya berpahala. Dia juga sebagai Manager dalam keluarga yang siap mengatur keuangan yang diamanahkan dari suaminya.
Wanita sebagai Istri
Peran yang satu ini tak kalah beratnya dengan peran pertama. Sebagai istri dia harus benar-benar mampu memahami apa kewajibannya, tak hanya meminta haknya. Istri sholihah pasti menjadi cita semua wanita yang merindukan surga. Istri sholihah selalu didamba setiap pria.
Istri yang sangat mencinta Rabbnya pasti akan mudah meraih cinta dari separuh imannya. Menjadi teman sejati dan teman setia yang selalu ada di samping suaminya di kala suka maupun duka. Senyum manisnya berpahala. Ketaatan kepada suaminya dia genggam erat dimana tak satu jemaripun mampu melepasnya. Berjuta harap, dia bisa menapaki tangga surga-Nya dan memasuki pintu surga dari arah mana saja yang dia kehendaki.
Ketika suaminya tak di rumah, dia selalu menjaga kehormatannya. Ketika keluar rumah pun tak lupa meminta izin kepada suaminya. Dia tidak pernah menuntut lebih yang tak kan mampu suaminya penuhi pintanya. Karena qana’ah menjadi sandarannya.
Wanita seorang Hamba
Wanita salah satu hamba yang juga harus menjaga ketaatan pada Rabbnya. Dia selalu berusaha menempatkan cinta dan ketaatannya pada-Nya di atas segalanya. Ketika Alloh memberikan semua taklif hukum kepadanya, yang dia katakan adalah Sami’naa wa Atha’naa.
Ketika Alloh mewajibkan dia menuntut ilmu, dia pun bisa meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya. Dia berangkat melangkahkan kaki untuk pergi ke taman-taman surga-Nya meski harus rela menepuh jarak jauh. Satu motivasi yang dia pegang untuk menjadi ibu tangguh hebat, istri sekaligus hamba,tak mungkin tercapai tanpa ilmu.
Dia juga sadar penuh bahwa hidup itu sementara, dunia hanya fatamorgana. Sehingga dia tak sedikitpun menyia-nyiakan waktu untuk senantiasa bersujud hina dan mengiba pada Rabbnya di saat sempit dan lapangnya. []