ABU Udzainah Ash-Shadafi radhiyallahu ‘anhu pernah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
“Sebaik-baik wanita di antara kalian adalah yang sangat sayang (cinta) kepada suami; yang memiliki banyak anak; tidak kasar; membantu suami dalam kebaikan; ketika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuh-buruk wanita di antara kalian adalah yang suka berdandan/berhias (ketika keluar rumah); sombong; merekalah wanita-wanita munafik. Mereka tidak masuk surga, kecuali seperti burung gagak bersayap putih (maksudnya, sangat langka, pent.).” (HR. Baihaqi dalam As-Sunan 7: 82, dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1849)
BACA JUGA: Apa Ciri-ciri Wanita Shalihah?
Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menjelaskan beberapa karakter terbaik seorang wanita, yaitu:
Pertama, “sangat sayang (cinta) kepada suami”. Suami tentu saja yang paling berhak mendapatkan sifat penyayang dari seorang wanita (istrinya). Seorang wanita shalihah tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, baik dalam bentuk kalimat yang lembut, sikap yang baik, ketika berinteraksi dengan sang suami. Sehingga cinta dan kasih sayang ini akan tercermin dalam ucapan (kata-kata), penampilan, sikap dan perbuatan, dan juga akhlak ketika berinteraksi dengan sang suami.
Kedua, “subur (memiliki banyak anak)”. Ini juga di antara karakter wanita yang terbaik. Meskipun demikian, apabila seorang wanita tertimpa suatu penyakit sehingga menyebabkan dirinya sulit (atau bahkan tidak bisa) memiliki anak, hal itu bukanlah kekurangan atau celaan (aib) baginya. Karena hal itu bukanlah perkara yang memang dia inginkan atau dia usahakan. Allah Ta’ala tentu tidak akan menghukumnya, dan tidaklah mengurangi keshalihannya.
Adapun jika pada asalnya dia adalah seorang wanita yang subur (tidak memiliki penyakit tertentu yang berdampak sulit atau tidak bisa memiliki anak), akan tetapi dia tidak mau memiliki anak dan tidak mau berusaha memiliki anak, atau bahkan dia menempuh jalan agar tidak memiliki anak sama sekali, inilah sifat (karakter) yang tercela. Hal ini karena Rasulullah SAW bersabda,
“Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan subur (mudah memiliki banyak anak). Karena aku akan berbangga-bangga dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” (HR. Ahmad no. 12613, dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 1784)
Oleh karena itu, hendaknya seorang wanita berusaha untuk memiliki keturunan, mencurahkan segala upaya untuk merealisasikan hal tersebut. Semoga hal itu menjadi sebab terwujudnya generasi keturunan yang shalih dan terwujudnya para da’i yang mendakwahkan kebaikan. Semoga Allah Ta’ala memuliakan para wanita karena mereka adalah sebab terwujudnya generasi yang shalih dan shalihah.
Ketiga, “tidak kasar”. Dia memiliki karakter yang tidak kasar dan keras. Namun dia bersikap taat, mendengar, dan senantiasa merespon suami dengan respon yang baik. Juga tidak bersikap sombong dan tinggi hati di hadapan suami sehingga tidak mau menunaikan hak suami.
Keempat, “membantu suami dalam kebaikan”. Dia berusaha membantu dan mensupport suami dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Itulah sumber kebahagiaan seorang wanita.
Kelima, “ketika mereka bertakwa kepada Allah”. Sifat-sifat mulia tersebut hanyalah akan bermanfaat untuk seorang wanita jika mereka bertakwa kepada Allah Ta’ala, dia mengharapkan ridha dan pahala dari Allah Ta’ala, bukan karena motivasi-motivasi yang lainnya. Jika motivasinya bukan karena takwa kepada Allah Ta’ala, semuanya itu tentu tidak akan bermanfaat baginya.
Karakter terburuk seorang wanita
Adapun beberapa karakter buruk seorang wanita adalah,
Pertama, suka berdandan (ketika keluar rumah). Yaitu mereka yang suka berdandan, berhias, atau suka memakai minyak wangi ketika keluar rumah, sehingga hal itu menjadi sebab fitnah bagi laki-laki dan sebab kerusakan di tengah-tengah kaum muslimin. Wanita yang memiliki karakter semacam itu, hakikatnya dia adalah penolong bagi setan untuk merusak kaum muslimin.
Kedua, sombong. Terdapat hubungan erat antara suka berdandan dan kesombongan. Seorang wanita yang ketika keluar rumah itu dalam kondisi berhias dan berdandan, tidaklah dia keluar menuju jalan-jalan atau pasar dengan penuh ketundukan kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi, dia keluar dengan rasa sombong dan bangga dengan dirinya sendiri. Berbeda halnya dengan seorang wanita yang dipenuhi dengan rasa malu, tentu hal itu pun akan tercermin dari penampilannya.
BACA JUGA: 4 Kriteria Wanita yang InsyaAllah Masuk Surga
Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa wanita dengan karakter semacam itu sebagai wanita yang terburuk. Wanita semacam ini Rasulullah SAW buat kiasan bahwa mereka sangat sedikit (langka) sekali yang masuk surga.
Rasulullah SAW menggunakan ungkapan “burung gagak bersayap putih”. Karena burung gagak itu mayoritas sayapnya berwarna hitam sempurna. Sedangkan burung gagak yang sayapnya ada (bercak) warna putih di tengah-tengah warna hitam, itu sangat langka sekali. Demikianlah, seorang wanita dengan karakter semacam itu sedikit sekali yang masuk surga, sebagaimana kita melihat burung gagak dengan bercak warna putih di sayapnya yang berwarna hitam. []
SUMBER: MUSLIM