JAKARTA–Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang, jalinan persatuan bangsa Indonesia mudah melemah, terutama pada momen menjelang dan selama pemilihan umum (pemilu).
Ketua Wantim MUI Prof Din Syamsuddin mencatat ada tiga faktor yang menyebabkan melemahnya persatuan solidaritas antar sesama warga bangsa, diantaranya faktor kultural, struktural dan proses.
“Dalam hal kultural, Indonesia sesungguhnya antara siap dan tak siap dalam berdemokrasi. Secara teori, demokrasi yang ideal hanya akan terjadi pada masyarakat dengan landasan kebudayaan dan pendapatan yang sudah memadai,” katanya saat rapat pleno Wantim Majelis MUI bertajuk “Merajut Persatuan Bangsa” di Gedung MUI Pusat, Jalan Proklamasi Jakarta Pusat Rabu (26/6/2019).
Mantan Ketua MUI ini mencontohkan antara pengalaman Indonesia dan Amerika Serikat. “Mohon maaf, kita belum siap betul berdemokrasi. Dan itu beririsan pada tingkat kesejahteraan ketika landasan budaya tidak memadai untuk berdemokrasi,” ungkapnya.
Namun, kata dia Amerika butuh 200 tahun lebih agar demokrasinya mapan seperti saat ini. Dirinya menambahkan, terkait faktor struktural masih ditemui masalah-masalah.
“Sejak dimulainya Era Reformasi, demokrasi yang diterapkan pada level struktural menurutnya belum menghayati betul nilai-nilai Pancasila, khususnya sila keempat,” pungkasnya.
Ia mengkhawatirkan bila pesan luhur sila keempat Pancasila tidak diaplikasikan dalam sistem politik. Keadaan seperti saat ini akan terulang kembali di masa depan.
Faktor terakhir yakni proses, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini pun menilai proses politik itu sendiri menjadi faktor yang memicu perpecahan di kalangan masyarakat.
“Faktor proses ini harus diserahkan ke ranah hukum. Namun celakanya lagi, sebagian tidak percaya pada lembaga hukum, yang ini akan menimbulkan perdebatan,” tutupnya. []
REPORTER: RHIO