JAKARTA–Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Azyumardi Azra, mengatakan target Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ini bagaimana agar umat Islam dapat menjadi unsur penentu dalam satu abad Indonesia pada 2045 mendatang.
“Dalam 100 tahun kemerdekaan, (umat Islam) jangan pemain figuran tambahan saja, atau mungkin hanya pelengkap penderita, tapi harus jadi kompas di dalam transformasi Indonesia menjadi ekonomi beesar pada 2045,” kata Azyumardi di kantor MUI, Jumat (24/1/2020).
BACA JUGA: MUI: Peran Media Sebagai Alat Dakwah Cara Paling Efektif
Cendekiawan Muslim ini pun menjelaskan salah satu caranya pertama, pendidikan Islam harus terus digalakan. Menurutnya, secara kuantitas pendidikan Islam sudah merata, namun secara kualitas masih belum merata.
“Kedua, ekonomi masih kececeran. Ekonomi umat Islam masih pada pinggiran, dimana sumber-sumber ekonomi itu dipegang oleh orang lain (asing),” cetusnya.
Dia berpendapat, dari 10 konglomerat mungkin hanya satu atau dua yang muslim, sisanya non muslim. Karena itu, rekomendasi KUII harus mengarah pada perbaikan ekonomi secara struktural.
“Kenapa umat Islam gak bisa maju secara ekonomi, karena masih ada tatanan struktural yang menghambat, persyaratan sistem keuangan ekonomi kita belum inklusif. Jadi belum ada finansial inklusif,” pungkasnya.
BACA JUGA: Wacana Cabut Kewajiban Sertifikasi Halal, LPPOM MUI: Masih Belum Final
Sehingga, kata dia perputaran ekonomi hanya terjadi pada konglomerasi dan tingkay atas saja. Maka, target yang diharapkan yaitu, umat Islam menjadi aktor dalam perubahan-perubahan menyongsong Indonesia menjadi negara terkuat nomor empat atau lima terkuat di dunia 2045.
“Jadi harus disiapkan itu. Sosial budaya, juga politiknya,” terangnya. []
REPORTER: RHIO