GAZA — Aksi protes menuntut agar perlintasan Rafah segera dibuka. Koordinator aksi, Adil Za’rib mengatakan, lebih dari 4000 pasien Gaza sedang menanti kematian akibat blokade. 1500 pasien di Gaza butuh rujuk medis ke rumah sakit di luar Gaza Pada hari Senin (3/7/2017) kemarin.
Za’rib dalam pidatonya mengkhawatirkan akibat penutupan perlintasan Rafah sejak 116 hari yang lalu, akan mempersulit ribuan pasien dan mahasiswa yang sangat butuh pembukaan Rafah Dilansir Pusat Informasi Palestina
Pemerintahan Mesir sendiri masih terus menutup perlintasan Rafah sejak empat bulan, ditengah blokade Gaza sejak 11 tahun lalu.
Sementara itu, aktivis gerakan pemuda anti blokade, Qasim Yaziji meminta pemerintahan Mesir agar segera membuka perlintasan Rafah bagi warga yang akan keluar Gaza dan para pasien kanker. Ia menyerukan pemerintah Mesir dan Presiden Mesir, Abdul Fatah Sisi untuk memandang para pasien Palestina dengan pandangan kemanusiaan.
Aktivis pemuda lainnya, Mahmud Syaer, meminta siapapun yang memiliki nurani untuk mendesak pemerintah Mesir agar membuka perlintasan Rafah dan menyelamatkan pasien dari kematian.
Perlintasan Rafah ditutup sejak 9 Juli 2013 secara berturut-turut disaat warga Gaza dalam kondisi kemanusiaan yang sangat butuh izin keluar. Massa berharap perbatasan bisa dibuka paling tidak sebelum Idul Adha depan.[]