KETIKA Allah memberikan hidayah pada suatu kaum, maka Allah akan bukakan mata hatinya untuk melihat indahnya Islam.
Suku Toguti (artinya primitif) banyak tinggal di Kecamatan Weda Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Sepuluh orang Suku Toguti enam bulan lalu telah menyatakan memeluk agama Islam.
Suku ini hidup di hutan dengan cara berpindah-pindah di dalam hutan Wasile, di timur Ternate.
Suku yang memiliki rumpun seperti Suku Tobelo ini hidup dalam kondisi primitif, suka hidup berkelompok dan tidak mengenal huruf. Mereka tidak mengenal kebersihan bahkan untuk buang air yang benar saja belum bisa.
Atas izin Allah, setelah terjadi komunikasi, sekitar sepuluh orang Suku Togutil ingin keluar dari hutan dan kehidupan seperti di kampung/desa. Dari sinilah akhirnya mereka ingin memeluk Islam.
“Alhamdulillah mereka sekarang sudah masuk Islam dan dalam proses pembinaan. Mereka sedang diajari masyarakat berpakaian, memasak, kebersihan, menulis dan membaca. Dan yang lebih penting lagi adalah pembelajaran ibadah seperti shalat,” demikian dikisahkan Nurhadi
Ia berharap ada dari kelompok Muslim atau dermawan ikut berpartisipasi dalam proses pembinaan Suku Toguti ini.
“Kita masih butuh pakaian biasa/shalat, biaya logistik dapur dan pembuatan rumah papan sederhana,” tambah Nurhadi.
“Alhamdulillah baru kali ini orang Suku Togutil masuk Islam, biasanya orang suku ini yang turun ke kampung masuk Kristen. Mari kita sama-sama bina mereka,” ujar Habib, Imam Masjid Al Munawar, Ternate, Halmahera setelah prosesi syahadat mereka.
Butuh Banyak Dai
Di Halmahera sendiri masih banyak orang suku pedalaman yang belum punya agama. Hidup mereka nomaden, satu dua tahun kadang pindah tempat. Hidupnya tergantung hasil hutan alam sekitar. Sebagian kecil mereka sudah berpakaian sementara lainya belum banyak yang berpakaian.
Di sana kita ia mengaku bertemu suku pedalaman yang belum punya agama sekitar 30 orang.
“Di tengah hutan seperti ini masih ada ratusan lagi orang suku yang belum punya agama,” ujar mereka
Di daerah ini, ujar Nurhadi, agama lain terus bergerak. Para misionaris, terus bekerja di mendekati orang-orang suku pedalaman. Bahkan mereka punya lapangan terbang pesawat-pesawat kecil di sekitar daerah suku pedalaman.
Di tempat penuh tantangan ini, ujar Nurhadi, dibutuhkan dai-dai yang siap bertugas tanpa pujian kecuali pujian dari Allah.
“Kita ingin mendekati dan memberikan dakwah Islam kepada mereka. Semoga Allah memudahkan langkah ini,” ujar Nurhadi yang kini merintis pendidikan Islam dan pondok pesantren di Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur. []
Sumber: hidayatullah