INDIA–New Delhi, ibukota India, telah menjadi tempat memanasnya protes sejak Desember 2019 setelah undang-undang kewarganegaaan kontroversial yang mendiskriminasi muslim disyahkan.
Setidaknya tujuh tewas, 150 terluka dalam protes hukum kewarganegaraan tersebut selama kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Delhi. Namun, bentrokan Senin (24/2/2020) adalah yang terburuk. Aksi masa dalam bentrokan tersebut yang terekam kamera dan tersebar di media sosial menuai kecaman. Warganet mengutuk tindakan kejam dari ekstrimis Hindu yang terkait dengan Partai Bharatiya Janata (partai yang berkuasa di india) terhadap demonstran muslim tak bersenjata.
BACA JUGA: Bentrok di India, Masjid di Bakar, Belasan Orang Tewas, dan Ratusan Lainnya Cedera
Dengan satu pengguna yang menyerukan oposisi dan tindakan internasional, sambil berbagi foto seorang pengunjuk rasa yang tertindas, warganet di Twitter mengkritik kekerasan genosida “Hindutva Nazi”.
“Sejak kemarin, Muslim India telah mengalami kekerasan genosida oleh gerombolan Hindutva Nazi. Ini membutuhkan opprobrium dan tindakan internasional yang tegas! Berapa lama dunia akan menenangkan Hindutva Nazi India?” tulis kicauan di Twitter tersebut dengan dibubuhi #DelhiBurning dan gambar aksi kekerasan di tengah demonstrasi.
BACA JUGA: UU ‘Anti Muslim’ di India Tuai Protes
“Beginilah cara penjahat RSS di India memperlakukan umat Islam pada masa ini [saat ini] … Apakah ada orang di koridor kekuasaan yang dapat melakukan intervensi, kehidupan Muslim India dipertaruhkan …”, kata tweet dari pengguna Twitter lainnya.
Kemarahan warganet meluap setelah beredar tayangan kekerasan yang dilakukan gerombolan ekstremis bersenjatakan tongkat dan senjata. Mereka tampak mengelilingi seorang demonstran muslim yang terluka parah. Tayangan itu menunjukkan mereka secara terang-terangan menyerang demonstran Muslim yang tidak bersenjata. Dia membela diri hanya dengan dua tangan yang terbuka, yang menutupi kepalanya sambil berbaring tak berdaya di tanah. []
SUMBER: TRIBUNE.PK