PEMBEBAS Yerusalem, Shalahuddin Al Ayyubi, tak hanya seorang panglima pasukan muslim yang berani dan disegani musuh. Sejarah mencatat, dia juga merupakan pendiri dinasti Ayyubiyah dan menjadi pemimpin muslim yang gemilang.
Shalahuddin pada mulanya adalah wazir dari Khalifah Abbasiyah di Damaskus. Dia ditugaskan di Mesir yang saat itu dikuasai Dinasti Fatimiyah pada 1169. Pada 27 Rajab, 833 tahun silam, Shalahudin Al Ayyubi membebaskan Yerusalem setelah memangkan Perang Salib melawan pasukan Romawi.
Pada 1171, Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pun berhasil ditaklukan dan kekuasaan dikembalikan kepada Khalifah Abbasiyah. Tiga tahun kemudian, Shalahudin Al Ayyubi dinyatakan sebagai sultan di wilayah tersebut. Berdirilah dinasti Ayyubiyah di Mesir pada saat itu.
BACA JUGA: Menguak Rahasia Pedang Damaskus, Pedang Superior Milik Salahuddin Al-Ayyubi
Dinasti Ayyubiyah di tangan Shalahudin Al Ayubi berhasil mengembalikan ajaran Sunni di tanah Mesir. Wilayah pemerintahan Dinasti ini sebagian besar berada di Timur Tengah selama abad ke-12 dan ke-13. Ayyubiyah menaklukkan banyak wilayah pada 1183. Kekuasaannya meluas mulai Mesir, Suriah, Mesopotamia, Hijaz, Yaman, dan pantai Afrika Utara hingga perbatasan Tunisia.
Peninggalan dinasti ini yang terbesar adalah arsitektur militer. Para penguasanya sangat memperhatikan pembangunan masjid. Berikut ini adalah warisan Dinasti al-Ayyubiyah yang menjadi warisan bagi dunia Islam:
1 Menara Masjid Agung Aleppo
Menara Masjid Agung Aleppo dibangun oleh Sultan Az Zahir Ghazi, salah satu penguasa Dinasti Ayyubiyah pada 1214 M. Bangunan menara menjulang ke langit, terdiri atas lima tingkat dengan puncak mahkota yang dikelilingi oleh beranda. Menara banyak dihiasi berbagai ornamen.
Di dalamnya terdapat lengkungan indah yang tersusun dari batu bata. EJ Brill dalam Ensiklopedi Islam menjelaskan, menara itu cukup unik di antara seluruh arsitektur Muslim.
Arkeolog Ernst Herzfeld menggambarkan gaya arsitektur menara merupakan produk peradaban Mediterania. Meski bernuansa Timur Tengah, bangunan ini juga memiliki corak gotik sehingga menjadi khas.
2 Madrasah Firdaus
Dibangun pada 1236 oleh Ratu Al-Malika Dayfa Khatun. Bangunan ini langsung didanai ratu. Ini merupakan aset wakaf untuk pengembangan pendidikan masyarakat setempat.
Kompleks ini difungsikan sebagai pusat ibadah Muslim dan pembelajaran Islam. Di sana para pelajar mendalami ilmu Alquran, fikih, sejarah, akidah, tasawuf, dan banyak lagi.
BACA JUGA: Ketahui 16 Dinasti Muslim di Dunia (2-Habis)
Madrasah ini dibangun di tengah kehidupan masyarakat Aleppo yang gemar berdagang dan para cendekiawan yang berwawasan luas. Dari sekolah itulah masyarakat tercerahkan dengan ilmu pengetahuan dan ajaran Islam yang mewarnai kehidupan mereka. Lokasi bangunan ini sangat strategis. Berada di pinggir jalan. Sehingga mudah diakses siapa pun.
3 Benteng Kota Kairo
Perubahan paling radikal yang diterapkan Shalahuddin di Mesir adalah menggabungkan Kairo dan al-Fustat dalam satu dinding. Struktur banteng diambil dari gaya bangunan beberapa budaya. Hal ini terlihat jelas pada dinding tirai yang mengikuti topografi alami.
Banyak juga yang diwarisi dari Fatimiyah, seperti menara bundar untuk mengamati situasi sekitar. Pada September 1183 pembangunan Benteng Kairo dimulai. Menurut sejarawan al-Maqrizi, Shalahuddin memilih Bukit Muqattam untuk membangun benteng karena udara di sana lebih segar daripada di mana pun di kota ini.
Dinding dan menara bagian utara benteng sebagian besar merupakan karya Shalahuddin. Penerusnya, al-Kamil menyelesaikan pembangunan banteng. Dia memperkuat dan memperbesar beberapa menara yang ada. []