ANDA tentu tahu dengan kain yang satu ini bukan? Ya, kiswah merupakan kain yang digunakan untuk menutupi Ka’bah. Di mana, hal itu dilakukan untuk melindungi Ka’bah dari segala kotoran, debu, dan panasnya matahari, yang dapat membuatnya rusak. Selain itu, kiswah juga berfungsi sebagai hiasan Ka’bah.
Kita mengetahui bahwa kain itu selalu saja berwarna hitam. Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata kain tersebut tidak selalu berwarna hitam? Dari masa ke masa kain tersebut mengalami perubahan.
BACA JUGA:Â Â Berhala Pertama di Kabah
Dalam sejarah, kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.
Menurut A.J. Weinsinck dalam Buku Handworterbuch des Islam, Kiswah Kabah pernah berwarna merah kemudian diganti dengan warna hitam dari kain sutra kasar.
Adapun yang membuat Kiswah dengan kain berwarna putih adalah Khalifah Makmun Ar-Rasyid pada masa Dinasti Abbasiyah. Selanjutnya yang membuat Kiswah berwarna kuning adalah Muhammad bin Sabaktakin, dan yang membuat Kiswah berwarna hijau adalah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbas.
BACA JUGA:Â Â Siapa Saja yang Boleh Masuk Kabah?
Dan akhirnya dia pula yang mengganti warna Kiswah menjadi hitam Hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.
Jadi, jika kita beranggapan bahwa kiswah itu selalu hitam, ternyata tidaklah benar. Melainkan, dari waktu ke waktu selalu ada perubahan warna. Hingga akhirnya ditetapkanlah warna hitam yang terus digunakan hingga saat ini. Meski setiap tahunnya kiswah diganti, tetapi dalam pemilihan warna, tetap hitam yang menjadi warna utama. []