“APA yang akan engkau katakan pada Rabb-mu jika Dia bertanya tentang penunjukanmu terhadap Umar sebagai khalifah kami, padahal engkau mengetahui dan telah melihat bagaimana sifat kerasnya?” Ujar Thalhah bin Ubaidillah dengan sangat serius memerhatikan dan ikut mempertimbangkan perekomendasian Abu Bakar.
Hampir seluruh sahabat yang dimintai pendapat dari kalangan Muhajirin dan Anshar sepakat mengenai Umar, kecuali Thalhah.
BACA JUGA: Rasa Takut Abu Bakar kepada Allah
Mendengar itu, Abu Bakar berkata, “Bantu aku duduk! (pada saat sakitnya). Apakah kalian menakutiku dengan Allah? Celakalah orang yang mengemban perkara kalian dengan zhalim. Ya Allah aku menunjuk untuk mereka hamba-Mu yang terbaik. Lalu Abu Bakar menjelaskan bagaimana sifat Umar, ia berkata, “Hal itu karena Umar melihat aku adalah orang yang lembut (jadi ia mengimbanginya dengan kekerasan). Jika perkara ini diemban olehnya, ia pasti dapat meninggalkan sikapnya itu.
Menjelang wafatnya, Abu Bakar menulis wasiat untuk dibacakan di Madinah dan kota lainnya melalui para pemimpin wilayah tersebut.
‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah wasiat Abu Bakar bin Abu Quhafah pada akhir masanya menjelang berpisah dengan dunia dan awal masanya memasuki kehidupan akhirat. Saat orang kafir pun akan beriman, orang jahat pun akan yakin dan pendusta akan jujur. Aku memilih Umar sebagai penggantiku, maka dengarlah dan taatlah padanya! Aku tidak mengabaikan kebaikan Allah, Rasul-Nya, agama-Nya, diriku dan untuk kalian semua. Jika ia berlaku adil, maka memang itulah yang aku ketahui darinya. Dan jika ia menyeleweng, maka masing-masing dari kalian akan menanggung dosanya masing-masing. Aku hanya menginginkan kebaikan dan aku tidak mengetahui hal gaib.
BACA JUGA: Perbedaan Shalat Malam Abu Bakar dengan Umar
Kemudian Abu Bakar membaca ayat,
وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
“…Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 227). []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.