JIWA merupakan hal yang kini melekat dalam diri kita. Di mana, kita harus bisa tetap mengendalikan jiwa itu agar tetap sehat. Mengingat, jiwa merupakan suatu komponen penting dalam menjalankan kehidupan kita. Sehatnya jiwa, bisa membuat akal kita untuk berpikir lebih baik. Sebaliknya jiwa yang sakit hanya akan berimbas pada sakit jiwa alias gila.
Hanya saja, kini banyak orang yang melakukan kesalahan. Kesalahan apa? Bukannya menjaga kesehatan jiwa, mereka melakukan hal yang bisa membuat rusaknya kesehatan jiwa. Perbuatan apa itu?
Salah satu perbuatan yang sering dilakukan oleh banyak orang ialah banyak berbicara. Ya, banyak berbicara inilah yang bisa jadi merusak kesehatan jiwa Anda.
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa lidah yang tidak bertulang akan lebih tajam daripada pedang. Ya, ungkapan demikian memang benar. Lihat saja, berapa banyak permusuhan yang terjadi karena ucapan yang dikeluarkan oleh lidah. Lihat saja banyaknya peperangan yang terjadi hanya karena lisan. Banyak bicara merupakan sikap berlebihan yang paling banyak terjadi dan paling besar pengaruhnya.
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam,” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adab hadits [6018] dan Muslim hadis [47]).
Rasulullah juga amat khawatir umatnya terkena bahaya lidah. Ia selalu memperingatkan kita agar selalu menjaga hal itu. Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak ada yang melemparkan manusia ke neraka kecuali hasil yang dipetik dari lidah mereka,” (HR. Ibnu Majah dalam al-Fitan hadis [3973]).
Abu Hatim bin Hibban Rahimahullah berkata, “Di antara kesalahan paling besar yang dapat merusak kesehatan jiwa dan merusak kebagusan hati, adalah banyak bicara walaupun perkataaan tersebut boleh dibicarakan. Seseorang tidak akan bisa memiliki sifat diam kecuali dengan meninggalkan perkataan yang boleh untuk dibicarakan,” (Raudhat al-‘Uqala’ wa nazhat al-Fudlala’, Ibnu Hibban hal. 48).
Maka, jika ingin jiwa kita tetap berada dalam kesehatan yang baik, cobalah untuk menahan diri agar tidak banyak berbicara.
Banyak bicara itu belum tentu bisa banyak memberikan manfaat. Bahkan, dalam sabda Rasul pun dikatakan bahwa ternyata lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya. []