ADA pepatah mengatakan bahwa lidah ibarat sebuah pedang yang sangat tajam. Sebuah pedang akan tajam ketika kita terus mengasahnya, demikian dengan lisan yang akan makin tajam jika terlalu banyak berbicara. Semakin banyak bicara, makin banyak pula ucapan-ucapan yang akan menyakitkan orang lain.
Dosa yang tidak terasa pun banyak diakibatkan lisan. Maka, lidah mestilah dijaga dengan ketat agar tidak menumpuk dosa yang bakal mengantarkan kita ke neraka. Nauzubillah.
BACA JUGA: Cara Menjaga Lisan dari Perbuatan Dosa
Abdullah Bin Raadhy Al-Ma’idiy Al-Syamry dalam makalahnya yang berjudul Aafat Al-Lisaan di situs www.saaid.net menyebutkan beberapa penyakit-penyakit lisan yang harus diwaspadai adalah:
Penyakit pertama dari lisan adalah perkataan syirik kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda: ”Janganlah engkau menjadikan si fulan sebagai sekutu bagi Allah) dalam ucapan-ucapan tersebut. Semua ucapan ini adalah perbuatan Syirik.” (HR. Ibnu Abi Hatim).
Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan: Sesungguhnya maksiatnya perkataan termasuk di dalamnya adalah syirik, di mana hal itu merupakan dosa yang paling besar di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, dan termasuk di dalamnya adalah mengucapkan perkataan terhadap Allah tanpa dasar ilmu.
Penyakit kedua adalah mengucapkan perkataan terhadap Allah tanpa didasari oleh ilmu. Menurut penjelasan Ibnul Qayyim rah, bahwa mengucapkan perkataan terhadap Allah tanpa didasari oleh ilmu bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang dalam kesyirikan.
Beberapa contoh perkara yang termasuk dalam perkataan terhadap Allah tanpa didasari oleh ilmu, yaitu: membantah nash-nash alquran dan Hadits dengan rasio, tergesa-gesa membuat pernyataan tanpa dasar ilmu, menyebutkan satu riwayat sebagai hadits Nabi tanpa mengetahui apakah derajat riwayat tersebut sahih atau dha’if, menganggap salah pendapat Imam-imam mujtahid, mengatakan sesuatu yang dinisbatkan pada agama Islam atas dasar hawa nafsu dan prasangka.
Penyakit ketiga adalah berdusta, yaitu mengatakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya.
Penyakit keempat ialah berghibah, yaitu menceritakan hal seseorang yang ia tidak sukai kepada orang lain.
Penyakit kelima dari lisan adalah mengucapkan perkataan yang batil atau diam dari kebenaran.
Penyakit keenam adalah memberikan kesaksian palsu.
BACA JUGA: Inilah Dosa Lisan, Besar tapi Terasa Kecil
Penyakit ketujuh dari lisan yang tidak terkendali adalah adalah memfitnah, yaitu perkataan bohong yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang.
Penyakit kedelapan adalah bersumpah selain Allah, seperti bersumpah dengan nama ayah, bersumpah dengan amanah dan lain-lain. Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik.” (HR. Abu Daud no. 2829, At-Tirmizi no. 1535, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6204)
Penyakit kesembilan adalah mencaci-maki, menghina dan mengolok-olok orang beriman.
Penyakit kesepuluh dari lisan yang tidak terkontrol adalah melaknat atau mengutuk orang lain tanpa dasar ilmu. Tsabit bin Adl-Dlahhak radhiallahu ’anhu berkata, “Rasulullah SAW bersabda : ‘Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.” (HR. Bukhari) []
SUMBER: WAHDAH.OR.ID