SAAT ini manusia tidak akan bisa terlepas dari yang namanya teknologi. Mulai dari teknologi di bidang pertanian, kesehatan hingga yang paling fenomenal saat ini yakni teknologi informasi. Perkembangan teknologi yang canggih memang bisa memudahkan kehidupan manusia. Contoh paling mudah ketika kamu ingin beli sesuatu tak perlu jauh-jauh pergi ke pasar atau mall, cukup buka smartphone dan pilih barang yang diinginkan, maka barang akan tiba di depan rumahmu.
Meski memiliki dampak positif dan bisa memudahkan kehidupan, teknologi juga memiliki dampak negatif, lho! Bahkan penggunaan teknologi akhir-akhir ini justru bisa berdampak pada mental. Untuk itu penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan teknologi.
BACA JUGA: Ini Dia Pandangan Islam Mengenai Teknologi
Menurut laporan Times of India, periset telah menemukan beberapa gangguan mental yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan internet dan teknologi manusia. Berikut beberapa jenis gangguan mental tersebut:
1 Selfitis
Menurut makalah baru berjudul An Exploratory Study of ‘Selfitis’ and the Development of the Selfitis Behaviour Scale yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction oleh periset Janarthana Balakrishnan (Thiagarajar School of Management) dan Mark DGriffiths (Nottingham Trent University), menemukan satu set faktor yang mendorong orang untuk berswafoto secara obsesif dan menilai mereka pada skala perilaku selfitis.
Dari jumlah tersebut, 25,5 persen adalah kronis, 40,5 persen akut, dan 34 persen adalah rata-rata. Selfitis pada pria memiliki tingkat lebih tinggi daripada wanita (57,5 persen sampai 42,5 persen).
Orang yang lebih muda di kelompok usia 16-20 tahun ditemukan rentan terkena selfitis. Sembilan persen peserta berswafoto lebih dari delapan kali setiap harinya, dengan 25 persen mengunggah setidaknya tiga swafoto di media sosial.
2 Phantom Ringing Syndrome
Pernahkan kamu merasa ponsel bergetar di saku padahal tidak ada yang terjadi? Itu adalah phantom ringing syndrome.
Hal tersebut dicirikan sebagai halusinasi taktis karena otak merasakan sensasi yang tidak ada. Menurut Dr Larry Rosen, 70 persen pengguna ponsel mengalami phantom ringing syndrome.
3 Efek Google
Kebanyakan percakapan di pertemuan sosial dimulai dengan, ‘saya Googling beberapa hari yang lalu’. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya Google di kehidupan manusia.
Yang tidak sengaja terjadi adalah mengondisikan pikiran manusia untuk menyimpan lebih sedikit informasi, karena ia tahu bahwa semua jawaban hanya dengan beberapa klik saja. Penelitian menunjukkan akses informasi tak terbatas menyebabkan otak manusia kurang mendapat informasi.
4 Nomofobia
Nomofobia adalah ketakutan irasional apabila hidup tanpa ponsel atau tidak dapat menggunakan ponsel karena beberapa alasan, seperti pulsa sedikit, kehilangan sinyal. Istilah ini merupakan singkatan dari ‘no-mobile fobia’ yang pertama kali diciptakan oleh organisasi riset di Inggris.
BACA JUGA: Ketika Teknologi semakin Maju tapi Kebodohan Menyebar Luas
Sebuah penelitian selama satu dekade menemukan 53 persen pengguna ponsel merasa cemas saat tidak dapat menggunakan telepon mereka. Separuh pengguna tidak pernah menutup ponsel mereka.
Jika mendapati dirimu selalu waspada terhadap notifikasi atau tanpa henti menjangkau ponsel dalam interval yang sering, sekarang saatnya melakukan ‘detoksifikasi digital.’
5 Cyberchondria
Cyberchondria adalah kecenderungan percaya bahwa Anda memiliki semua di diri Anda setelah membaca secara daring.
Sebut saja tipuan, kemalasan, kesalahan informasi atau reaksi yang berlebihan. Dalam beberapa kasus menimbulkan kecemasan baru karena banyak informasi medis di luar sana tanpa konteks yang tepat. []