MELAKUKAN perbuatan dosa dan maksiat bisa saja menghadirkan kenikmatan tetapi akan mengakibatkan kegelisahan di dalam hati. Sedangkan melakukan ketaatan walaupun berat akan mengakibatkan kebahagiaan di dalamnya. Namun tanpa kita sadari, kita adalah hamba yang selalu berbuat maksiat setiap harinya. Bila dihitung-hitung dari beranjak dewasa hingga saat ini pasti tak terhitung banyaknya maksiat yang kita lakukan.
Akan tetapi Allah Sang Maha Pengampun, selalu memafkan sebesar apapun dosa kita, selama nyawa belum sampai tenggorokan. Untuk menghindari murka dari Allah SWT, maka kita perlu mengetahui pintu-pintu masuknya dosa dan maksiat, di antaranya:
1 Pandangan
Merupakan pemandu dan utusan syahwat. Ia Anak panah yang beracun, dari anak-anak panah iblis. Akibat yang timbul dari pandangan yang tidak terjaga: getaran hati, diikuti angan-angan semu, bangkitnya syahwat, keinginan menguat, dan kebulatan tekad.
BACA JUGA: Kisah Seorang Ahli Maksiat yang Mulia dan Seorang Ahli Ibadah yang Hina
2 Bisikan Jiwa
Bisikan jiwa bisa menjadi pembuka kebaikan dan keburukan. Fokuskan bisikan jiwa pada empat perkara:
- Bisikan untuk mendapatkan kemaslahatan dunia.
- Bisikan untuk menolak bahaya di dunia
- Bisikan untuk kemaslahatan akhirat
- Bisikan untuk menolak bahaya di akhirat.
Cara menolak bisikan-bisakan yangg buruk:
- Merenungi dan Mentadabburi ayat -ayat Alquran,
- Merenungi ayat-ayat kauniyah berupa alam semesta. Dan menjadikannya hujjah atas Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.
- Mengingat setiap kebaikan, karunia, nikmat yang Allah berikan
- Perbanyak mengingat dosa-dosa dan aib diri sendiri,
- Pentingnya mengingat waktu dan penggunaannya.
Siapapun manusia mempunyai potensi kebaikan dan potensi keburukan. Mari kita berfokus pada potensi kebaikan yang ada, tumbuhkan ia tanpa henti. Sebab tidak ada yang lebih berat bagi jiwa yang buruk, selain dari beramal kepada Allah dan memenangkan Iman di atas hawa nafsunya.
Apabila jiwa ini, hati ini, tidak dikosongkan dari bisikan buruk, maka bisikan-bisikan baik juga akan sulit untuk masuk.
3 Ucapan
Jaga dan tahan ucapan kita dari perkara yang sia-sia. Bukti besarnya perananan lisan dalam menggelincirkan manusia, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, Hadits Jundub bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
Seseorang berkata: Demi Allah, Fulan tidak akan diampuni oleh Allah. Maka Allah berseru: Siapakah yang lancang bersumpah atasKu bahwa Aku tidak akan mengampuni Fulan? Sungguh, Aku telah mengampuninya, dan telah Kuhapuskan seluruh amalmu.
BACA JUGA; Apakah Orangtua Tanggung Dosa Anak Kecil?
Allah berfirman:
ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد
“Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”(QS. Qaf: 18)
4 Langkah kaki
Kualitas hidup seseorang dilihat dari langkah kakinya. Di arahkan ke mana langkah kaki itu? Ke arah kebaikan atau keburukan?
Mereka yang mempertahankan pandangan, bisikan jiwa, ucapan dan langkah kakinya dari segala macam bentuk keburukan, dosa, dan maksiat, mereka itulah orang-orang yang setia pada keimanannya. Setia pada perintah Rabbnya. Setia pada kehormatan dirinya. []
SUMBER: MIM.OR.ID