JIKA kita menginginkan amal kebaikan terus berbuah pahala walaupun kita telah wafat, hindarilah melakukan hal yang sebaliknya: dosa yang terus menerus berbuah walaupun kita telah meninggal dunia. Misalnya dengan mencemooh orang, berfatwa tanpa dasar ilmu, dan menyebarkan tradisi-tadisi yang dilarang oleh agama. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membuat dalam tradisi yang baik maka ia memperoleh pahala dan pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat dalam islam tradisi yang jelek maka ia mendapat dosa dan dosa orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosanya sedikitpun,” (HR. Muslim).
Tahukah saudaraku? Setiap pembunuhan di muka bumi akan ditanggung oleh putra Nabi Adam as yang pertama, karena dialah orang pertama membunuh manusia. Ibnu Ma’sud ra meriwayatkan, sabda Nabi SAW:
“Tidaklah satu jiwa dibunuh dengan zhalim melainkan anak Nabi Adam yang pertama menanggung dosa darahnya. Karena, dialah orang yang pertama melakukan pembunuhan,” (HR. Bukhari).
Maka dari itu, berniatlah untuk tidak mewariskan dosa sepeninggal kita pada orang lain. Berusahalah agar ketika kita meninggal, dosa-dosa kita pun ikut terkubur. Asy-Syathibi ra berkata, “Alangkah bagusnya orang yang meninggal dan dosa-dosanya juga ikut terkubur bersamanya.”
Sumber: Manajemen Umur/karya: Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim/penerbit:Pustaka at-Tazkia