WASPADA merupakan sikap yang baik karena kita bersiap siaga atas segala kemungkinan yang akan terjadi dalam hidup ini. Saat kita berpergian kesebuah tempat perbelanjaan misalnya, dengan membawa uang yang cukup banyak.
Kalau kita tidak waspada kemungkinan kita menjadi sasaran empuk para penjahat. Bukan berarti kita suuzon juga sama semua orang. Sehingga kita menyangka bahwa orang tersebut penjahat. Tapi tidak ada salahnyakan, kalau kita memiliki kewaspadaan.
BACA JUGA: Sebelum Malaikat Maut Menjemput, Inilah 4 Tandanya
Begitu juga dengan kematian. Waspada setiap saat adalah hal yang dapat kita lakukan. Karena kita tidak pernah tahu kapan malaikat Izrail datang menghampiri kita. Dan menjabut nyawa kita atas perintah Allah SWT.
Saat kita memiliki sifat waspada terhadap kematian, tak ada waktu untuk kita berbuat maksiat. Karena saat kita akan melakukan maksiat, kita akan spontan ingat kematian. Ketika tersirat di hati kita untuk berbuat maksiat, ingatlah siapa tahu malaikat Izrail sedang mengintai kita dan bersiap untuk menjabut nyawa kita.
Pasti setiap diantara kita, berharap mengakhiri kehidupan ini dengan akhir yang baik atau istilahnya ‘happy ending’. Tetapi kita lupa, bahwa segala sesuatu yang kita harapkan pasti melalui proses.
Lalu prosesnya bagaimana supaya hidup kita berakhir dengan ‘happy ending’? Salah satu cara dari banyaknya cara yang Allah SWT berikan adalah:
Pertama, yakinlah bahwa ada kehidupan setelah kematian. Diama setiap perbuatan yang kita lakukan akan di pertanggungjawabkan dihadap Allah SWT.
BACA JUGA: Manusia yang Bersahabat dengan Malaikat
Kedua, jahui segala seseuatu yang mendekati maksiat. Salah satuna, mejaga pandangan. Dengan menjaga pandangan kita akan terjauh dari dosa yang lain. Seperti, membicarakan orang yang terlihat aneh, memandang dengan syahwat (bagi lawan jenis), dan perbuatan lainnya.
Ketiga, biasakan selalu berdzikir mengingat Allah SWT dan merasa selalu di awasi olehNya.
Keempat, mengingat kematian. Dengan mengingat kematian kita selalu beribadah dengan khusyuk hanya mengaharap keridhaan dariNya. Tetapi, bukan berarti kita tidak mau melakukan kegiatan yang lain, seperti mencari nafkah, mencari ilmu, bersosialisai, dan sebagainya.[]
Reperensi: Hidup Sekali,Berarti, Lalu Mati/ Ahmad Raifa’I Rif’an/Kompas Gramedia/2014