GAZA-Bulan suci Ramadhan dimulai tahun ini di tengah krisis ketahanan pangan yang berkepanjangan di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dipicu oleh konflik, tantangan ekonomi, dan perubahan iklim. Kondisi ini membuat jutaan orang terancam kelaparan yang amat sangat, demikian menurut United Nations World Food Program (WFP) PBB, Senin (11/3/2024)
“Kita memasuki Ramadhan di wilayah yang mengalami krisis pangan terburuk dalam sejarahnya di Jalur Gaza,” kata Corinne Fleischer, Direktur Regional WFP untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Timur.
BACA JUGA: Gara-gara Penjajah Israel, Bayi di Gaza Pakai Popok Bekas hingga Kesulitan Susu
“Pada saat yang sama, di negara-negara lain, konflik yang berkepanjangan dan krisis ekonomi membuat puasa – yang merupakan landasan bulan suci Ramadhan – menjadi kenyataan sehari-hari yang pahit bagi jutaan orang.”
Fleischer menunjukkan bahwa lebih dari 40 juta orang di seluruh kawasan di atas mengalami kerawanan pangan pada tingkat akut. Lebih dari 11,7 juta orang – banyak dari mereka adalah pengungsi dan pencari suaka – berada pada tingkat kerawanan pangan darurat atau lebih buruk (IPC 4 & 5) dalam enam tahun terakhir.
BACA JUGA: Tak Ada Kompromi, Hamas Tuntut Penjajah Israel Mundur dari Gaza
“Enam bulan setelah krisis Gaza, seluruh penduduk di wilayah ini, kini sangat membutuhkan bantuan pangan, dengan lebih dari setengah juta orang menghadapi bencana kelaparan dan kelaparan (IPC Fase 5) dan risiko kelaparan meningkat dari hari ke hari.”
Seperti diketahui, Jalur Gaza telah menjadi sasaran agresi Israel selama lima bulan yang telah menyebabkan sekitar 90 persen penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang meninggalkan rumah mereka dan menyebabkan ratusan ribu orang berada di ambang kelaparan. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 31.112 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai. []
SUMBER: PALESTINIAN INFORMATION CENTER