SWISS–Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (11/2/2020) mengatakan bahwa wabah virus corona menimbulkan ancaman yang sangat serius bagi seluruh dunia dan harus dilihat sebagai musuh publik nomor 1.
Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara agar meningkatkan langkah-langkah untuk mendeteksi dan mengendalikan virus, terutama di setidaknya 30 negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah, di mana virus ini dapat menciptakan kekacauan.
BACA JUGA: Covid-19 Jadi Nama Resmi Penyakit Akibat Virus Corona Wuhan, Ini Artinya
Tedros, merujuk hal ini pada langkah-langkah kontra-terorisme beberapa pemerintah di dunia.
“Sejujurnya, virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, ekonomi dan sosial daripada serangan teroris apa pun. Virus dapat memiliki konsekuensi yang lebih kuat daripada tindakan teroris. Jika dunia tidak ingin bangun dan menganggap virus musuh ini sebagai Musuh Publik nomor 1, saya tidak berpikir kita akan belajar dari pelajaran kita,” katanya.
Sejauh ini Cina sebagai negara endemi virus corona telah melaporkan 42.708 kasus infeksi virus yang teridentifikasi, termasuk 1.017 kematian. Tedros mencatat, ada kurang dari 400 kasus di 24 negara lain dengan satu kematian.
WHO memulai pertemuan dua hari. Pihaknya mengimbau untuk berbagi sampel virus dan mempercepat penelitian obat-obatan dan vaksin.
“Vaksin pertama bisa siap dalam 18 bulan. Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini menggunakan senjata yang tersedia untuk melawan virus ini sambil mempersiapkan untuk jangka panjang menggunakan persiapan untuk vaksin,” kata Tedros.
“Dengan 99 persen kasus di China, ini tetap sangat darurat bagi negara itu, tetapi yang memiliki ancaman sangat besar bagi seluruh dunia,” lanjutnya dihadapan lebih dari 400 peneliti dan otoritas nasional, termasuk beberapa yang mengambil bagian melalui konferensi video dari Cina daratan dan Taiwan.
Tedros, berbicara kepada wartawan pada hari Senin (10/2/2020), merujuk pada beberapa kasus yang berkaitan dengan transmisi lanjutan dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China. Dia mengutip kasus-kasus terbaru di Perancis dan Inggris. Lima warga negara Inggris didiagnosis terinveksi 2019-nCoV di Prancis, setelah tinggal di chalet ski yang sama dengan seseorang yang pernah berada di Singapura.
“Pendeteksian sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan api yang menjadi api yang lebih besar. Tapi untuk saat ini hanya percikan api. Tujuan kami tetap penahanan,” katanya.
BACA JUGA: Ilmuwan AS: Hanya Pertolongan Tuhan yang Bisa Hentikan Virus Corona
Penduduk Hong Kong dievakuasi dari sebuah bangunan tempat tinggal seorang pria dan wanita yang dikonfirmasi dengan virus korona hidup dinyatakan negatif virus itu. Demikian laporan otoritas kesehatan pada Selasa (11/2/2020), meredakan kekhawatiran sekelompok wabah di kota yang dikuasai Cina itu.
Masih banyak pertanyaan tentang asal-usul virus, yang diduga muncul di pasar satwa liar di pusat kota Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019, dan disebarkan oleh orang-orang melaui cairan batuk atau bersin.
“Kami berharap bahwa salah satu hasil dari pertemuan ini akan menjadi peta jalan yang disepakati untuk penelitian di mana peneliti dan donor akan menyelaraskan,” kata Tedros dalam pertemuan tersebut.
SUMBER: CHANEL NEWS ASIA | REUTERS