TIGA bulan lalu, anak perempuan paling kecil di rumah melakukan satu hal sebelum tidur: berwudhu. Tentu saja setelah gosok gigi. Kamar mandi yang dekat dengan ruang kerja, membuat saya jadi memperhatikan dia. Malam itu, saya pikir hanya akan jadi satu malam saja.
“Ustadz di Kuttab bilang, wudhu-lah sebelum tidur,” ujarnya padaku ketika malam kedua mengantarnya ke kamar mandi. “Ayah bakal dilindungi Allah SWT kalau tidur.”
BACA JUGA: 2 Mangkuk Mie Ayam
Saya tersenyum.
Sepekan berikutnya, wudhu sebelum tidur si anak 6 tahun itu juga tak pernah ditinggalkan. Pun sebulan berlalu. Ia tetap tak mengurangi sesuatu yang sudah ia lakukan itu.
Bulan kedua, saya diam-diam melakukan apa yang ia lakukan itu. Saya juga berwudhu sebelum tidur. Saya tentu saja sudah mengetahui keutamaan berwudhu sebelum tidur, namun sungguh, saya amat jarang melakukannya.
Pagi ini, ketika menyuapi dia menjelang berangkat ke Kuttab, saya berkata pada dia, “Anak kecil, tahu ga kalau ayah dalam sebulan lebih belakangan ini punya kebiasaan baru kalau mau tidur? Berwudhu dahulu seperti kamu.”
Anak kecil itu tersenyum. Hidungnya merekah.
BACA JUGA: Sahabat, Pergi dan Tak Kembali
“Kamu tahu ga, apa artinya itu? Kalau kamu melakukan sesuatu yang baik, terus-menerus, maka sekitar kamu juga akan merasakan kebaikan tersebut. Dan sangat mungkin meniru kebaikan yang kamu lakukan. Dan begitu juga sebaliknya, jika kita melakukan keburukan, orang-orang sekitar kita juga bisa jadi akan sama dengan kita.” []