SUATU hari seorang imam masjid yang baru pindah ke London, Inggris, naik bus. Sepanjang perjalanan di dalam bus itu hatinya gamang. Malaikat dan setan seperti berbisik di telinga kanan dan kirinya secara bergantian.
Masalahnya dimulai ketika dia naik bus dari rumahnya menuju pusat kota. Saat naik dia membayar tiket kepada sopir bus. Dia membayar dengan uang pecahan yang nominalnya lebih dari harga tiket.
Sopir bus pun memberikannya uang kembalian. Dari situlah masalah ini dimulai.
BACA JUGA: Kisah Tiga Santri dan Sopir Mobil Sayur
Ketika sang imam sudah mengambil tempat duduk, dia menyadari ada keganjilan. Dia pun menghitung kembali uang kembalian dari sang sopir.
Ternyata uang itu lebih 20 pound dari yang seharusnya dia terima. Sang imam pun mulai gamang. Haruskah dia kembalikan? Atau, dia kantongi saja dan pura-pura tidak tahu soal kelebihan 20 pound itu. Toh, tak seorang pun yang tahu selain dirinya. Bahkan, sopir bus pun tak menyadarinya.
“Apa sih artinya 20 pound untuk perusahaan transportasi besar di kota London? 20 puond itu nilai yang sangat kecil,” pikir sang imam selintas.
“Kantongi saja!” bisik setan, mempengaruhi sang imam.
“Kembalikan!” seru malaikat mengingatkan.
“Uang senilai ini tak akan membuat siapapun kehilangan atau rugi. Uang ini ada di tanganku tanpa sengaja. Mungkinkah ini pemberian Allah untukku dari jalan yang tak disangka-sangka?” pikir sang imam lagi.
Lama dia menimbang-nimbang, hingga akhirnya bus tiba di tempat tujuan.
Sang imam memutuskan segera turun. Namun, ketika hendak keluar dari pintu bus, dia berpapasan dengan sopir.
“Maaf, anda memberikan uang kembalian lebih kepadaku tadi,” ucap sang imam masjid secara jujur.
Dia kemudian mengulurkan tangan dan memberikan 20 pound yang sedari tadi menimbulkan konflik di batinnya.
Sang sopir tersenyum sambil menerima uang tersebut. Dia bertanya, “Bukankah anda imam baru di daerah ini?”
Sang Imam mengiyakan.
“Sejak lama aku ingin berkunjung ke masjid anda untuk belajar tentang Islam,”ungkap sopir itu.
Sang imam tersenyum. Namun setelah turun dari bus, dia tak mampu menahan tubuhnya yang terasa gemetaran. Setibanya di masjid, dia hanya mampu bersandar di tiang masjid dengan hati terguncang.
BACA JUGA: Ini Hafidzhah dari Indonesia yang Menjadi Guru Ngaji Putri Imam Masjidil Haram
Kembali terngiang kata-kata terakhir yang diucapkan sopir bus sesaat sebelum dia tutun dari kendaraan tersebut.
“Soal uang kembalian ini….aku sengaja menyelipkannya lebih 20 pound. Sebab, aku ingin tahu, apa yang akan anda lakukan terhadap uang itu,” ungkapnya.
Tiba-tiba sang imam menagis.
Dalam hati dia berkata, “Ya Allah, aku nyaris menjual Islam hanya seharga 20 pound.” []
Sumber: Golden Stories, Kisah-kisah Indah dalam Sejarah Islam/Karya: Mahmud Musthofa Saad, Dr. Nashir Abu Amir Al-Humaidi/Penerbit: Pustaka AL-Kautsar/Tahun: 2017